Penulis
KOMPAS.com - Menganggap hidup seharusnya selalu mudah, mulus seperti yang kita bayangkan, justru bisa membuat kita lebih mudah kecewa dan merasa gagal.
Ketika kita percaya bahwa pekerjaan, hubungan, atau setiap ujian seharusnya berjalan mulus, kita akan merasa ada yang salah dengan diri sendiri saat menghadapi kesulitan.
"Rasa sulit bukan tanda kelemahan, melainkan bagian alami dari proses tumbuh dan belajar," kata psikoterapis Sian Morgan-Crossley seperti dikutip dari lifehack.org.
Ia menambahkan, jika kita terus menghindari hal-hal yang terasa berat, kita justru kehilangan banyak hal berharga, misalnya hubungan yang bisa diselamatkan, karier yang bisa berkembang, atau peluang yang bisa mengubah hidup.
Hidup tidak harus selalu sulit, tapi menerima bahwa kesulitan adalah bagian dari perjalanan akan membuat kita lebih tangguh, realistis, dan mampu menikmati setiap kemudahan yang datang tanpa menganggapnya sebagai sesuatu yang seharusnya.
Baca juga: Apakah Hobi Flexing Tanda Kurang Percaya Diri? Ini Penjelasan Psikolog
Menurut Morgan-Crossley ada tiga alasan mengapa menginginkan hidup selalu mulus bisa berdampak negatif:
1. Bisa menciptakan tekanan dalam hidup
Seringkali kita menerapkan standar pada aspek kehidupan yang berbda dan kita berharap semuanya berjalan lancar.
Misalnya, kita mungkin menerima bahwa untuk menjaga kesehatan fisik, kita perlu membatasi asupan makanan tidak sehat dan berolahraga, tetapi di saat yang sama kita merasa bahwa hubungan dengan pasangan seharusnya tidak sulit.
Kita mungkin mengakui bahwa upaya dan kerja keras diperlukan untuk kesuksesan karier, tetapi juga merasa bahwa persahabatan seharusnya terjalin secara otomatis selama bertahun-tahun dengan mudah dan tanpa usaha.
Baca juga: 6 Cara Membentuk Anak yang Resilien, Tangguh dan Tidak Mudah Menyerah
lelah
Ketidakseimbangan ini sering kali memberikan tekanan pada area-area kehidupan yang seharusnya mudah. Jika kita fokus bekerja keras demi karier tetapi berpikir bahwa hubungan seharusnya mudah, kita mungkin memiliki toleransi yang sangat rendah saat berada dalam hubungan yang tampaknya membutuhkan kerja keras.
Baca juga: Jadi Perempuan Berdaya ala Mamitoko, Tetap Kerja Keras Tanpa Manja
2. Kata "seharusnya" menjadi masalah
Memberitahu diri sendiri bagaimana segala sesuatunya "seharusnya" terjadi adalah salah satu cara tercepat menuju stres.
Meyakini bahwa hubungan, perasaan, orang, karier, dan acara, seharusnya berjalan dengan cara tertentu adalah salah satu alasan mengapa hal itu menjadi hambatan ketika menemukan sesuatu yang menantang.
"Jika kamu percaya bahwa segala sesuatu seharusnya mudah, masalahnya mungkin bukan terletak pada proyek sulit di tempat kerja atau hubungan yang menuntut perhatian dan usaha, masalahnya terletak pada mindset ‘harus begini’ yang ditanamkan," katanya.
Baca juga: Pola Asuh Orangtua yang Bikin Anak Manja