Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Hidup Selalu Berjalan Mudah Justru Bikin Kecewa, Ini Sebabnya

Kompas.com, 14 Oktober 2025, 07:30 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Menganggap hidup seharusnya selalu mudah, mulus seperti yang kita bayangkan, justru bisa membuat kita lebih mudah kecewa dan merasa gagal. 

Ketika kita percaya bahwa pekerjaan, hubungan, atau setiap ujian seharusnya berjalan mulus, kita akan merasa ada yang salah dengan diri sendiri saat menghadapi kesulitan. 

"Rasa sulit bukan tanda kelemahan, melainkan bagian alami dari proses tumbuh dan belajar," kata psikoterapis Sian Morgan-Crossley seperti dikutip dari lifehack.org.

Ia menambahkan, jika kita terus menghindari hal-hal yang terasa berat, kita justru kehilangan banyak hal berharga, misalnya hubungan yang bisa diselamatkan, karier yang bisa berkembang, atau peluang yang bisa mengubah hidup. 

Hidup tidak harus selalu sulit, tapi menerima bahwa kesulitan adalah bagian dari perjalanan akan membuat kita lebih tangguh, realistis, dan mampu menikmati setiap kemudahan yang datang tanpa menganggapnya sebagai sesuatu yang seharusnya.

Baca juga: Apakah Hobi Flexing Tanda Kurang Percaya Diri? Ini Penjelasan Psikolog

Alasan jangan menginginkan hidup bebas masalah

Menurut Morgan-Crossley ada tiga alasan mengapa menginginkan hidup selalu mulus bisa berdampak negatif:

1. Bisa menciptakan tekanan dalam hidup

Seringkali kita menerapkan standar pada aspek kehidupan yang berbda dan kita berharap semuanya berjalan lancar. 

Misalnya, kita mungkin menerima bahwa untuk menjaga kesehatan fisik, kita perlu membatasi asupan makanan tidak sehat dan berolahraga, tetapi di saat yang sama kita merasa bahwa hubungan dengan pasangan seharusnya tidak sulit. 

Kita mungkin mengakui bahwa upaya dan kerja keras diperlukan untuk kesuksesan karier, tetapi juga merasa bahwa persahabatan seharusnya terjalin secara otomatis selama bertahun-tahun dengan mudah dan tanpa usaha.

Baca juga: 6 Cara Membentuk Anak yang Resilien, Tangguh dan Tidak Mudah Menyerah

lelahUnsplash/Christopher Lemecie lelah

Ketidakseimbangan ini sering kali memberikan tekanan pada area-area kehidupan yang seharusnya mudah. Jika kita fokus bekerja keras demi karier tetapi berpikir bahwa hubungan seharusnya mudah, kita mungkin memiliki toleransi yang sangat rendah saat berada dalam hubungan yang tampaknya membutuhkan kerja keras.

Baca juga: Jadi Perempuan Berdaya ala Mamitoko, Tetap Kerja Keras Tanpa Manja

2. Kata "seharusnya" menjadi masalah

Memberitahu diri sendiri bagaimana segala sesuatunya "seharusnya" terjadi adalah salah satu cara tercepat menuju stres. 

Meyakini bahwa hubungan, perasaan, orang, karier, dan acara, seharusnya berjalan dengan cara tertentu adalah salah satu alasan mengapa hal itu menjadi hambatan ketika  menemukan sesuatu yang menantang.

"Jika kamu percaya bahwa segala sesuatu seharusnya mudah, masalahnya mungkin bukan terletak pada proyek sulit di tempat kerja atau hubungan yang menuntut perhatian dan usaha, masalahnya terletak pada mindset ‘harus begini’ yang ditanamkan," katanya.

Baca juga: Pola Asuh Orangtua yang Bikin Anak Manja

Halaman:


Terkini Lainnya
88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
Wellness
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau