Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aditya Angga
Manajer Eksekutif PR Politik Indonesia

Praktisi Humas/Manajer Eksekutif PR Politik Indonesia

Gen Z, Milenial, dan Paradoks Fleksibilitas Kerja di Era Digital

Kompas.com, 17 Oktober 2025, 07:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Wisnubrata

Regulasi di Indonesia, misalnya, masih berfokus pada pekerja formal, sementara jutaan pekerja digital, freelancer, dan kreator konten belum memiliki perlindungan hukum yang memadai.

Tanpa kebijakan baru yang adaptif, fleksibilitas mudah berubah menjadi ketidakpastian—dalam bentuk jam kerja tak terbatas, penghasilan tidak stabil, hingga ketiadaan jaminan sosial.

Perusahaan pun perlu bertransformasi dari budaya kerja yang menekankan pengawasan ketat menuju budaya yang menumbuhkan kepercayaan dan tanggung jawab. Sistem kerja hybrid menuntut pendekatan baru dalam manajemen kinerja, kesehatan mental, serta dukungan sosial yang selama ini hanya hadir di lingkungan kantor fisik.

Artinya, keberhasilan dunia kerja masa depan tidak hanya bergantung pada kecanggihan teknologi, tetapi juga pada kemampuan institusi—baik publik maupun swasta—dalam merancang ekosistem kerja yang manusiawi.

Fleksibilitas yang sejati bukan sekadar soal tempat dan waktu, melainkan tentang bagaimana kerja tetap memberi makna, stabilitas, dan rasa aman bagi semua pihak.

Baca juga: Gen Z Incar Pekerjaan yang Punya Jam Kerja Fleksibel

Menemukan Makna di Tengah Kebebasan

Bagi generasi muda, fleksibilitas adalah simbol kemerdekaan baru. Mereka ingin menentukan cara kerja sendiri, memilih tempat yang nyaman, dan menyeimbangkan hidup dengan karier. Namun di balik layar, kebebasan itu kerap berubah menjadi tekanan yang halus—tekanan untuk selalu terlihat produktif, selalu aktif di media sosial, dan selalu relevan di mata publik.

Paradoksnya, ruang digital yang seharusnya memberi kebebasan justru membentuk standar sosial baru tentang “kerja ideal”. Di sinilah tantangan terbesar generasi muda: bagaimana tetap otentik di tengah dunia kerja yang menuntut visibilitas. Karena pada akhirnya, makna kerja bukan diukur dari seberapa fleksibel tempatnya, atau seberapa banyak pengikut di media sosial, melainkan dari sejauh mana seseorang merasa terhubung—dengan sesama, dengan karya, dan dengan tujuan yang lebih besar dari dirinya sendiri.

Baca juga: Intip 5 Profesi dengan Jam Kerja Fleksibel, Mau Coba?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau