Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Kasus Bullying Mahasiswa Unud, Mengapa Ada Orang yang Nirempati?

Kompas.com, 21 Oktober 2025, 12:35 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

3. Faktor norma sosial

Faktor norma sosial juga memengaruhi bagaimana seseorang mengembangkan empati. Sebab, seseorang punya pertimbangan tentang respons terhadap sesuatu atau orang lain.

Bisa jadi, mereka enggan berempati berdasarkan pertimbangan bahwa mereka kurang “oke” secara norma sosial yang dianut oleh suatu kelompok.

“Respons empatik bukan hanya ditentukan dari perasaan, tapi juga dipengaruhi oleh norma sosial suatu kelompok. Bisa jadi ketika mau mengatakan, ‘Eh, kamu kasihan ya’, ternyata norma sosial kelompoknya mengatakan, ‘Kamu enggak boleh melakukan itu karena orang itu adalah musuh’,” jelas Clement.

Ketika berempati terhadap orang lain atau suatu situasi, tetapi norma sosial kelompoknya bertentangan, ia pun pada akhirnya menjadi tidak berempati.

4. Faktor kompetitif

Kasus mahasiswa yang menertawakan kematian temannya di Bali bikin miris. Ini penjelasan psikolog soal mengapa ada orang nirempati.Mikhail Nilov Kasus mahasiswa yang menertawakan kematian temannya di Bali bikin miris. Ini penjelasan psikolog soal mengapa ada orang nirempati.

Faktor kompetitif masih berkaitan dengan faktor norma sosial yang dianut oleh suatu kelompok. Bisa saja, seseorang menganggap bahwa kelompoknya harus lebih tinggi dibandingkan orang lain.

Mereka tidak peduli dengan orang-orang di luar kelompoknya sehingga empati akan sulit untuk tumbuh dalam individu yang tergabung dalam kelompok tersebut.

“Individu itu sudah attached dengan kelompok itu, sehingga akan terbentuk semacam group think (pemikiran kelompok). Dia akan ikutan kelompoknya bahwa orang lain di luar kelompoknya harus lebih rendah maka empati akan sulit tumbuh di lingkungan seperti itu,” jelas Clement.

Baca juga:

5. Faktor situasional

Faktor situasional misalnya adalah ketika seseorang sedang stres berat karena pekerjaan sehingga kemungkinan untuk berempati lebih rendah.

“Kita sudah terlalu capek dengan emosi kita sendiri, dengan tekanan kita sendiri, maka menyulitkan kita untuk bisa memahami orang lain, kita sulit untuk berempati,” papar Clement.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau