Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Masalah Rambut yang Sering Dialami Orang Indonesia Menurut Rey Nathanael

Kompas.com, 12 November 2025, 09:35 WIB
Devi Pattricia,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Terdapat beragam masalah rambut orang Indonesia. Masalah tersebut bisa disebabkan oleh cuaca panas, kelembapan tinggi, dan paparan polusi.

Hal ini diungkapkan oleh Hairstylist, Trichologist sekaligus Founder of Woshday, Rey Nathanael

Baca juga:

Menurut survei yang dilakukan Rey terhadap lebih dari 3.000 partisipan di Jakarta pada tahun 2022, setidaknya ada empat masalah rambut yang paling banyak dialami masyarakat Indonesia. 

Ada apa saja? Berikut berbagai permasalahan rambut yang sering dialami oleh orang Indonesia.

Masalah rambut orang Indonesia yang sering terjadi

1. Rambut lepek

Hairstylist, Trichologist sekaligus Founder of Woshday, Rey Nathanael dalam Grand Launch of Woshday di Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2025).KOMPAS.com/DEVI PATTRICIA Hairstylist, Trichologist sekaligus Founder of Woshday, Rey Nathanael dalam Grand Launch of Woshday di Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2025).

Masalah pertama yang paling sering dikeluhkan adalah rambut lepek. Rey mengungkapkan, hasil survei menunjukkan sekitar 26,1 persen partisipan mengaku mengalami rambut lepek sebagai masalah utama mereka.

“Kami pernah melakukan survei kepada 3.000 lebih partisipan di Jakarta tahun 2022, sekitar 26,1 persen partisipan mengaku masalah rambutnya ada di lepek,” ujar Rey dalam acara Grand Launch of Woshday di Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2025).

Kondisi ini, lanjut dia, erat kaitannya dengan iklim tropis di Indonesia yang kelembapan dan suhu panasnya cukup tinggi.

“Indonesia itu dikelilingi cuaca yang panas, lembap, dan polusi. Kondisi tersebut membuat produksi minyak meningkat,” jelasnya.

Produksi minyak berlebih di kulit kepala menyebabkan rambut menjadi cepat lepek dan terlihat kusam. 

Oleh karena itu, Rey menekankan pentingnya memilih produk perawatan yang tepat. 

“Sangat penting untuk menggunakan sampo yang khusus untuk mengatasi kelepekan pada rambut, SLS free (bebas Sodium Lauryl Sulfate), dan mampu membersihkan kulit kepala dengan maksimal,” tambahnya.

Baca juga:

2. Scalp barrier rusak

Cuaca panas dan polusi bikin rambut cepat bermasalah. Trichologist Rey Nathanael ungkap empat masalah rambut paling sering dialami orang Indonesia.Dok. Freepik/Freepik Cuaca panas dan polusi bikin rambut cepat bermasalah. Trichologist Rey Nathanael ungkap empat masalah rambut paling sering dialami orang Indonesia.

Masalah kedua yang juga sering ditemui adalah kerusakan di scalp barrier atau lapisan pelindung kulit kepala.

Menurut Rey, cuaca panas dan polusi di kota besar seperti Jakarta dapat memicu gangguan pada lapisan kulit kepala. 

“Polusi dan cuaca panas itu juga bisa memicu masalah di scalp barrier atau lapisan kulit kepala. Sebab, kulit kepalanya banyak bakteri, jamur, bahkan ada yang sensitif,” jelasnya.

Ketika scalp barrier terganggu, kulit kepala menjadi mudah iritasi, gatal, bahkan bisa mengalami peradangan. 

Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat berpengaruh pada kesehatan folikel rambut dan menyebabkan berbagai masalah lain seperti kerontokan atau ketombe.

Rey menekankan, menjaga kesehatan scalp barrier sama pentingnya dengan merawat batang rambut. 

Ia menyarankan agar masyarakat lebih memperhatikan produk perawatan rambut yang digunakan dan menghindari bahan-bahan keras yang bisa merusak keseimbangan alami kulit kepala.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau