JAKARTA, KOMPAS.com – Terdapat beragam masalah rambut orang Indonesia. Masalah tersebut bisa disebabkan oleh cuaca panas, kelembapan tinggi, dan paparan polusi.
Hal ini diungkapkan oleh Hairstylist, Trichologist sekaligus Founder of Woshday, Rey Nathanael.
Baca juga:
Menurut survei yang dilakukan Rey terhadap lebih dari 3.000 partisipan di Jakarta pada tahun 2022, setidaknya ada empat masalah rambut yang paling banyak dialami masyarakat Indonesia.
Ada apa saja? Berikut berbagai permasalahan rambut yang sering dialami oleh orang Indonesia.
Hairstylist, Trichologist sekaligus Founder of Woshday, Rey Nathanael dalam Grand Launch of Woshday di Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2025).Masalah pertama yang paling sering dikeluhkan adalah rambut lepek. Rey mengungkapkan, hasil survei menunjukkan sekitar 26,1 persen partisipan mengaku mengalami rambut lepek sebagai masalah utama mereka.
“Kami pernah melakukan survei kepada 3.000 lebih partisipan di Jakarta tahun 2022, sekitar 26,1 persen partisipan mengaku masalah rambutnya ada di lepek,” ujar Rey dalam acara Grand Launch of Woshday di Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2025).
Kondisi ini, lanjut dia, erat kaitannya dengan iklim tropis di Indonesia yang kelembapan dan suhu panasnya cukup tinggi.
“Indonesia itu dikelilingi cuaca yang panas, lembap, dan polusi. Kondisi tersebut membuat produksi minyak meningkat,” jelasnya.
Produksi minyak berlebih di kulit kepala menyebabkan rambut menjadi cepat lepek dan terlihat kusam.
Oleh karena itu, Rey menekankan pentingnya memilih produk perawatan yang tepat.
“Sangat penting untuk menggunakan sampo yang khusus untuk mengatasi kelepekan pada rambut, SLS free (bebas Sodium Lauryl Sulfate), dan mampu membersihkan kulit kepala dengan maksimal,” tambahnya.
Baca juga:
Cuaca panas dan polusi bikin rambut cepat bermasalah. Trichologist Rey Nathanael ungkap empat masalah rambut paling sering dialami orang Indonesia.Masalah kedua yang juga sering ditemui adalah kerusakan di scalp barrier atau lapisan pelindung kulit kepala.
Menurut Rey, cuaca panas dan polusi di kota besar seperti Jakarta dapat memicu gangguan pada lapisan kulit kepala.
“Polusi dan cuaca panas itu juga bisa memicu masalah di scalp barrier atau lapisan kulit kepala. Sebab, kulit kepalanya banyak bakteri, jamur, bahkan ada yang sensitif,” jelasnya.
Ketika scalp barrier terganggu, kulit kepala menjadi mudah iritasi, gatal, bahkan bisa mengalami peradangan.
Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat berpengaruh pada kesehatan folikel rambut dan menyebabkan berbagai masalah lain seperti kerontokan atau ketombe.
Rey menekankan, menjaga kesehatan scalp barrier sama pentingnya dengan merawat batang rambut.
Ia menyarankan agar masyarakat lebih memperhatikan produk perawatan rambut yang digunakan dan menghindari bahan-bahan keras yang bisa merusak keseimbangan alami kulit kepala.