“Yang paling sulit lagi di bagian payet dan gradasi. Karena payetnya handmade,” sambungnya.
Baca juga: 17 Desainer Surabaya Pamerkan Batik hingga Lurik dengan Sentuhan Modern
Sementara itu keunikan koleksi ini tidak berhenti pada permainan warna. Di bagian kepala, ia menambahkan ornamen spider lily, bunga yang identik dengan kematian dan perpisahan.
“Cocok dipakai di stage bisa juga saat Halloween, di atas kepalanya ada spider lily di mana aslinya bunga itu tumbuh di pemakaman,” pungkasnya.
Interpretasi “Rebellion” yang Paling Personal
Tahun 2025 ini, Surabaya Fashion Parade menampilkan berbagai karya dengan semangat pemberontakan.
Koleksi “Blood” hadir sebagai salah satu interpretasi yang paling personal sekaligus paling puitis.
Bukan sekadar pemberontakan terhadap norma mode, tetapi juga pada batasan tentang bagaimana “kehidupan” diwujudkan dalam sebuah busana.
Baca juga: Ajang Fashion Show Surabaya Jadi Wadah Belajar Langsung Desainer Muda
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang