Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedokteran Nuklir Hadir di RS Kemenkes Surabaya, Terobosan Baru untuk Diagnostik Akurat

Kompas.com, 4 Desember 2025, 18:15 WIB
Suci Rahayu,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Seiring berjalannya waktu, RS Kemenkes Surabaya kini terus menjelma menjadi pusat layanan kesehatan modern dengan teknologi yang semakin lengkap.

Memasuki usia satu tahun, rumah sakit ini mengambil langkah besar yaitu menghadirkan PET Scan pertama dan satu-satunya di Jawa Timur, serta SPECT-CT yang memperkuat layanan kedokteran nuklir di Indonesia Timur.

Direktur Utama RS Kemenkes Surabaya, dr. Martha M.L Siahaan, SH., MARS., MH.Kes, menyebut kehadiran teknologi ini bukan sekadar penambahan fasilitas, tetapi sebuah lompatan besar bagi kualitas diagnosis di Jatim.

Baca juga: Siloam Hospitals ASRI Gelar Urology-Nephrology Summit 2025, Bahas Inovasi Layanan Ginjal dan Urologi

"Dengan proses yang lebih efisien dan aman, masyarakat tidak lagi perlu bepergian ke luar negeri untuk mendapatkan layanan PET Scan," katanya kepada jurnalis termasuk Kompas.com.

PET Scan memungkinkan dokter mendeteksi berbagai kondisi kardiologi, gangguan saraf, hingga kasus keganasan dengan akurasi tinggi.

Lebih dari sekadar skrining awal kanker, teknologi ini membantu proses staging, restaging, dan pemantauan respons terapi. Hasilnya, pasien mendapatkan penatalaksanaan yang lebih cepat dan personal.

Direktur Utama RS Kemenkes Surabaya, dr. Martha M.L Siahaan, SH., MARS., MH.Kes. saat memberikan konferensi pers terkait dua layanan ini menandai penguatan besar dalam fasilitas kedokteran nuklir di Jawa Timur, Rabu (3/12/2025) sore.KOMPAS.COM/SUCI RAHAYU Direktur Utama RS Kemenkes Surabaya, dr. Martha M.L Siahaan, SH., MARS., MH.Kes. saat memberikan konferensi pers terkait dua layanan ini menandai penguatan besar dalam fasilitas kedokteran nuklir di Jawa Timur, Rabu (3/12/2025) sore.

SPECT-CT Dapat Melihat Fungsi dan Struktur Tubuh Secara Lebih Utuh

Tidak berhenti di PET Scan, RS Kemenkes Surabaya juga memperkenalkan SPECT-CT, sebuah teknologi pencitraan yang menggabungkan pemeriksaan nuklir (SPECT) dengan pemetaan anatomi detail lewat CT Scan.

Baca juga: Cek Berat Badan Ideal Perempuan Rekomendasi Kemenkes

"Kombinasi ini memungkinkan visualisasi fungsi organ dan struktur tubuh secara lebih komprehensif, sehingga sangat membantu dalam mendeteksi kelainan seperti gangguan jantung, kelainan tulang, infeksi, tumor, serta evaluasi pasca terapi," tutur dr. Martha M.L Siahaan, SH., MARS., MH.Kes,.

Dengan kemampuan membaca aktivitas sel maupun organ secara spesifik, SPECT-CT menjadi perangkat diagnosis yang sangat dibutuhkan untuk perencanaan terapi yang tepat dan menyeluruh.

“Sehingga dengan adanya layanan ini, masyarakat tidak perlu lagi pergi ke luar kota atau pun ke luar negeri untuk mendapatkan pemeriksaan kedokteran nuklir yang lengkap,” imbuhnya.

Direktur Utama RS Kemenkes Surabaya, dr. Martha M.L Siahaan, SH., MARS., MH.Kes. resmi menjalin kerja sama dengan Yayasan Kesehatan Telkom (Yakes Telkom) sebagai penguatan besar dalam fasilitas kedokteran nuklir di Jawa Timur, Rabu (3/12/2025) sore.KOMPAS.COM/SUCI RAHAYU Direktur Utama RS Kemenkes Surabaya, dr. Martha M.L Siahaan, SH., MARS., MH.Kes. resmi menjalin kerja sama dengan Yayasan Kesehatan Telkom (Yakes Telkom) sebagai penguatan besar dalam fasilitas kedokteran nuklir di Jawa Timur, Rabu (3/12/2025) sore.

Kerja Sama Akses Pasien Kian Terbuka, Sejalan dengan Transformasi Kemenkes

Dalam kesempatan yang sama, RS Kemenkes Surabaya juga menjalin kemitraan dengan Yakes Telkom.

Kolaborasi ini membuka jalan bagi peserta jaminan Yakes Telkom untuk mengakses layanan rumah sakit, termasuk layanan diagnostik nuklir yang baru diluncurkan.

Ia menyebut kerja sama ini menjadi fondasi penting dalam membangun sistem rujukan yang kuat di wilayah Indonesia Timur, sehingga pasien tidak lagi menghadapi kendala jarak maupun keterbatasan fasilitas.

Pengembangan layanan berteknologi tinggi ini, sejalan dengan visi Kementerian Kesehatan untuk menghadirkan layanan unggulan berkelas dunia di seluruh rumah sakit vertikal.

"Selama ini layanan ini memang hanya ada di Jakarta dan luar negeri. Tapi sekarang sudah di Surabaya, jadi enggak perlu ke luar negeri lagi," pungkas dr. Martha M.L Siahaan, SH., MARS., MH.Kes,.

Baca juga: Menkes Ingatkan Bahaya Ukuran Celana 33, Simak 5 Cara Cegah Obesitas

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau