Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Makan Porsi Besar tapi Tak Bikin Gemuk? Simak Tips Ini

Kompas.com, 12 Maret 2018, 16:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemahaman yang menyebut untuk menurunkan berat badan harus dimulai dengan mengurangi porsi makan, tentu bukan merupakan hal baru.

Namun, seperti dikutip dari laman Reader’s Digest, sebuah studi baru ternyata berpendapat lain.

Penelitian di Amerika Serikat mengungkapkan, seseorang bisa makan apa saja, -asal cukup "pintar", hingga tetap bisa mengontrol berat badan.

Kata "pintar" di sini merujuk kepada pengetahuan yang benar akan kandungan nutrisi yang tersaji dalam makanan.

Dalam penelitian ini, para responden diminta menyantap beragam makanan dalam berbagai porsi, dan lalu diukur berapa banyak makanan yang dikonsumsi. 

Baca juga : Diet Andalan Presenter Oscar Turunkan Berat Badan sampai 12 Kg

Hasilnya, mereka yang memiliki lebih banyak makanan,  ternyata mengonsumsi porsi lebih besar daripada kebiasaan normal makan mereka.

Sebagai contoh, peningkatan porsi makanan sebesar 75 persen membuat para peserta mengonsumsi 27 persen kalori lebih banyak.

Dalam penelitian ini, sepertiga peserta adalah bagian dari percobaan penurunan berat badan selama setahun, di mana mereka diajarkan untuk membuat pilihan makanan yang lebih sehat. 

Hasilnya, sekalipun mereka (yang memiliki pengetahuan soal kandungan nutrisi makanan) makan dengan porsi lebih besar, mereka dapat memilih makanan lebih sehat dan rendah kalori.

Dengan demikian, mereka masih mengonsumsi kalori lebih sedikit daripada orang-orang yang buruk dalam memilih makanan.

“Kalau Kamu memilih makanan berkalori tinggi namun membatasi jumlah yang dimakan, porsinya akan terlalu kecil."

"Lalu, kemungkin akan tetap merasa lapar,” kata Faris Zuraikat, seorang mahasiswa pascasarjana dan salah satu penulis penelitian.

Temuan menunjukkan, dengan mengonsumsi makanan rendah kalori, Kamu bisa menurunkan berat badan, meskipun tetap makan dengan porsi banyak. 

Contoh makanan rendah kalori antara lain, sayuran dan daging tanpa lemak seperti ayam dan ikan,

"Penelitian ini mendukung gagasan megurangi konsumsi makanan padat kalori dan beralih pada lebih banyak nutrisi."

"Makanan rendah kalori padat dapat membantu mengatasi rasa lapar saat mengkonsumsi lebih sedikit kalori," kata Barbara Rolls profesor gizi di Penn State University.

Jadi, dia menegaskan, kita masih bisa makan dengan porsi banyak, tapi dengan cara mengubah proporsi dari berbagai jenis makanan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau