Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/10/2018, 20:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber nypost.com

KOMPAS.com - Seperti kekurangan jam tidur, kelebihan pun mendatangkan risiko bagi kesehatan.

Para ilmuwan dari Brain and Mind Institute di University of Western Ontario menemukan, tidur kurang dari tujuh semalam, termasuk berlebih, pun memiliki risiko bagi kesehatan otak.

Pada tahap pertama penelitian, peneliti mengamati 40.000 orang terkait kebiasaan tidur mereka, sebelum melakukan serangkaian kuis kognisi untuk para responden.

Tes tersebut mengukur keterampilan bahasa, penalaran, dan memori jangka pendek.

Hasilnya, meskipun memori tak terlalu terkait waktu tidur, dari sisi keterampilan dan penalaran bahasa sangat dipengaruhi oleh waktu tidur.

Baca juga: Mengatasi Gangguan Tidur Akibat Kebagian Shift Kerja di Malam Hari

Ada pun, waktu tidur yang paling dianggap baik bagi kesehatan adalah 7-8 jam setiap malam.

"Itu sesuai dengan apa yang dikatakan dokter untuk menjaga tubuh dalam kondisi prima," ungkap Dr Conor Wild, salah satu peneliti. 

"Kami juga menemukan, orang yang tidur lebih dari jumlah itu sama-sama terganggu seperti yang tidur terlalu sedikit."

Sekitar setengah dari semua peserta biasanya tidur kurang dari 6,3 jam semalam.

Jika kurang dari tujuh jam semalam waktu tidur bisa berdampak bagi kesehatan, mereka yang tidur di bawah empat jam semalam akan memiliki risiko kesehatan otak yang sangat terganggu.

Baca juga: Tidur Cukup Bisa Bantu Menurunkan Berat Badan

Wild mengatakan, kekuatan otak menurun seiring bertambahnya usia dan orang-orang yang tidur empat jam atau kurang berisiko menua 10 tahun lebih cepat. 

Dalil itu pun berlaku bagi mereka yang terlalu banyak tidur.

Tidur berlebihan dapat menyebabkan sesuatu yang disebut “sleep inertia” yaitu ketika seseorang merasa kerap seperti kurang tidur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber nypost.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com