Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transformasi Thomas, 10 Bulan Turun Bobot 48 Kg dan Bentuk Otot

Kompas.com, 18 November 2019, 16:25 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Pada bulan Januari 2018, Quantel Thomas membuat resolusi untuk memulai gaya hidup sehat dengan berolahraga di pusat kebugaran dan menurunkan berat badan.

Mungkin, resolusi semacam ini kerap kita dengar karena dikumandangkan oleh banyak orang, terlebih saat memasuki tahun yang baru.

Kendati demikian, resolusi yang dipilih Quantel didasari pada sebuah kesadaran yang baik, untuk mulai memerhatikan kondisi kesehatan secara lebih serius.

Kala itu, berat badan Thomas mencapai 129 kilogram. Dengan bobot seberat itu, dia kerap mengalami banyak keluhan kesehatan dan bahkan sakit.

Baca juga: 6 Alasan untuk Tidak Menurunkan Berat Badan Terlalu Cepat

Dokter mengatakan, Thomas memiliki risiko tinggi terhadap beberapa kondisi kesehatan yang serius. "Mereka memberi tahu saya bahwa saya pra-diabetes," kata Thomas.

Thomas sudah mengalami kelebihan berat badan untuk jangka waktu yang lama, sejak dia berusia 8-9 tahun. 

Di tahun pertama SMP, dia masih sempat bermain futbol, namun dia mengalami kejang dan akhirnya berhenti berolahraga sejak saat itu.

Selanjutnya, sejak masa itu berat badannya terus bertambah, dan bahkan pernah mencapai 136 kilogram pada saat dia berusia 18 tahun.  

Di tahun 2017, dia masih bertambah berat, dan baru pada awal tahun baru 2018, dia memutuskan untuk pergi ke gym sesering mungkin. Dia melakukan lahiran hingga enam hari dalam seminggu.

"Aku benar-benar ingin keluar dari labirin itu," kata dia.

Baca juga: Berat Badan Turun Drastis di Awal Diet, Apa Sebabnya?

"Ya, memang, awalnya, itu hanya untuk menarik perhatian wanita, aku tidak akan berbohong tentang itu."

"Siapa yang mau jalan bersama seseorang yang tidak percaya diri? Bahkan mungkin mereka berpikir saya tampak menjijikkan, jelek. Siapa pun tidak suka mendengar hal-hal negatif tentang diri mereka sendiri," papar Thomas.

Setelah satu bulan, Thomas sudah bisa memangkas berat badannya menjadi 115 kilogram. Lalu, dalam 10 bulan, berat badannya turun hingga 81 kilogram.  

Selain mengurangi lemak tubuhnya, Quantel juga membangun kekuatan melalui latihan beban -yang secara ilmiah dikaitkan dengan berkurangnya risiko diabetes.

Baca juga: Amankah Makan Telur Bagi Orang dengan Diabetes?

Dia saat ini mampu melakukan bench press dengan beban 130 kilogram dan deadlift hingga berat 215 kilogram.

Setelah transformasi dramatisnya, ia sekarang memiliki 92,5 kilogram dan akan dibentuk untuk menjadi binaragawan.

Dia pun mulai mempelajari ilmu kepelatihan di perguruan tinggi, karena berniat mengejar karir sebagai pelatih pribadi, dan dapat membantu orang lain keluar dari masalah serupa.

"Untuk dapat mencintai diri saya sendiri, itulah tonggak pencapaian sejati yang dicapai hingga hari ini," kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau