Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/01/2020, 10:40 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Tidak hanya orang dewasa saja yang memiliki bau badan. Anak-anak pun mengalami persoalan tersebut. Biasanya, bau badan anak mulai muncul saat mereka menginjak masa pubertas.

Untuk anak laki-laki, pubertas dimulai pada usia 12-16 tahun, sedangkan perempuan dimulai pada usia 10-14 tahun. Apalagi, mereka cenderung menjadi lebih aktif di luar rumah, yang menyebabkan berkeringat.

Bagi orangtua yang khawatir terhadap bau badan anak-anaknya, memahami tips jitu menghilangkan bau badan anak berikut ini, sangatlah penting.

Sama seperti kita, ketika bau badan muncul, anak-anak juga bisa merasa tidak percaya diri saat bersosialisasi dengan teman sebayanya.

Sebagai orangtua, kita harus memperhatikan langkah penting untuk menghilangkan bau badan anak.

Baca juga: Mengatasi Bau Badan yang Muncul Tiba-Tiba

Sebelum membahas tips menghilangkan bau badan anak, orangtua perlu tahu bahwa bau badan pada anak bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti berikut ini.

  • Bau badan anak biasanya menjadi sinyal datangnya masa pubertas. Ini adalah hal yang wajar terjadi. Orangtua disarankan untuk tidak terlalu mengkhawatirkannya.
  • Mengonsumsi makanan seperti bawang putih atau bawang bombay bisa menjadi pemicu datangnya bau badan pada anak.
  • Bau badan anak bisa timbul karena kebersihan tubuh yang kurang terjaga, seperti malas mandi hingga maupun membilas daerah yang kerap berkeringat. Sebab, bakteri bisa bersentuhan dengan keringat, yang akhirnya menimbulkan bau badan tak sedap.

Selain itu, keringat lebih banyak diproduksi saat anak-anak menginjak masa pubertas. Sebab, kelenjar keringat menjadi lebih aktif, sehingga produksi air keringat pun meningkat. Akhirnya, bau badan juga semakin menyengat.

Kelenjar keringat juga mulai memproduksi bahan kimia yang memiliki bau lebih kuat. Bau ini bisa muncul di tempat-tempat seperti ketiak, kaki, hingga alat kelamin anak.

Baca juga: Usir Bau Badan dengan 7 Cara Merawat Tubuh Agar Tetap Wangi

Orangtua memegang peran penting dalam mengatasi bau badan anak. Sebab, anak-anak belum terlalu mengerti dampak buruk dari bau badan tak sedap yang dimilikinya. Beberapa tips di bawah ini bisa kita ikuti.

  • Selalu pastikan anak-anak mandi setiap pagi, untuk membatasi jumlah bakteri pada kulit mereka. Ajarkan mereka untuk benar-benar mencuci bagian yang memiliki kelenjar keringat, seperti kaki, alat kelamin, hingga ketiak.
  • Ketika menginjak masa pubertas, anak-anak cenderung lebih sering beraktivitas. Sehabis melakukan aktivitas yang membuat berkeringat, biasakan anak-anak untuk mandi.
  • Pastikan pakaian yang anak-anak gunakan selalu bersih dan kering, karena bau badan tidak selalu datang dari tubuh, tapi juga dari pakaian yang mereka gunakan.
  • Pakaian yang terbuat dari kain atau bahan alami, lebih efektif menyerap keringat dengan baik. Bau badan pun bisa dikurangi dengan cara ini.

Jika keempat cara di atas masih belum mampu menghilangkan bau badan pada anak-anak, mungkin ini saat yang tepat untuk memperkenalkan deodoran kepada mereka.

Baca juga: Perlukah Anak Menggunakan Deodoran?

Deodoran mungkin menjadi hal yang sangat penting untuk orang dewasa. Sebab, bau badan orang dewasa bisa lebih menyengat, dibandingkan dengan anak-anak. Namun, akan ada saatnya kita memperkenalkan deodoran kepada anak.

Faktanya, tidak ada ukuran usia yang spesifik untuk menggunakan deodoran bagi anak. Setiap orangtua dan anak-anaknya harus membuat keputusan mengenai waktu penggunaan deodoran.

Jika ada rasa khawatir bahwa deodoran bisa menyebabkan efek samping pada anak, pastikan deodoran yang kita beli tidak mengandung aluminum dan paraben. Ada banyak deodoran alami yang bisa jadi pilihan.

Sebagian anak membutuhkan waktu agar tubuhnya bisa cocok dengan deodoran. Walaupun deodoran alami dianggap aman, beberapa anak bisa saja alergi terhadapnya.

Lebih baik, sebelum mengoleskan dedoran ke ketiak mereka, oleskan dulu ke bagian-bagian tubuh seperti bagian belakang tangan, untuk melihat kemungkinan munculnya gejala alergi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com