Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kasus Yusuf, Perhatikan Ini Saat Memilih PAUD untuk Anak

Kompas.com, 24 Januari 2020, 21:19 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Kasus meninggalnya Yusuf Achmad Ghazali setelah hilang dari PAUD Jannatul Athfaal di Samarinda, Kalimantan Timur beberapa waktu lalu berujung pada ditetapkannya  Tri Supramayanti (52) dan Marlina (26), guru PAUD Yusuf sebagai tersangka.

Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu Ipda Muhammad Ridwan mengatakan, keduanya dikenakan Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang mengakibatkan nyawa orang meninggal. Ancaman hukumannya di atas lima tahun penjara

Belajar dari kasus ini, psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, mengungkap bagaimana anak-anak pada usia PAUD memang membutuhkan pengawasan ekstra dari orangtua atau pengasuh.

Baca juga: Balita Ditemukan Tanpa Kepala, Pengasuh PAUD: Saya Tinggal ke Toilet 5 Menit, Yusuf Sudah Tak Ada

“Anak-anak PAUD adalah anak-anak yang usianya di bawah 6 tahun. Anak-anak ini dalam pengasuhannya baik di rumah oleh orangtua maupun pengasuh atau guru di PAUD, masih memerlukan pendampingan dan pengawasan yang continue,” ujar Vera melalui surat elektronik, Jumat (24/1/2019).

Vera menambahkan, anak-anak pada usia itu dinilai memiliki keterbatasan dalam kemampuannya untuk mengurus dirinya sendiri.

“Termasuk menghindar dari bahaya,” ujarnya.

Pilih sekolah

Vera juga mengimbau pada orangtua untuk benar-benar selektif memilih sekolah untuk anak, terutama saat PAUD.

Beberapa hal yang harus menjadi perhatian bagi orangtua dalam memilih sekolah yang baik bagi anak, salah satunya adalah keseimbangan guru atau pengasuh dengan jumlah murid di setiap kelas.

“Perhatikan rasio guru dan siswa atau anak yang diasuh, apakah sudah sesuai dengan usia anak. Lihat apakah satu guru mengawasi terlalu banyak anak atau tidak,” kata Vera.

Baca juga: 6 Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua untuk Antisipasi Bahaya di Sekolah

Selain itu lingkungan fisik sekolah juga harus diperhatikan. Adakah hal-hal di sekitar sekolah yang berbahaya bagi anak seperti, sungai, kolam atau jalan raya yang ramai.

“Perhatikan bagaimana askes keamanan untuk keluar masuk ke sekolah tersebut, apakah ada prosedur keamanan atau bisa siapa saja masuk secara bebas,” imbuhnya.

Terkait biaya, Vera mengatakan bahwa sekolah dengan harga yang mahal tak seharusnya menjadi tolak ukur orangtua. Setiap orangtua diminta untuk tetap memerhatikan keamanan sekolah, sebelum memilihkan untuk anak.

“Lihat dulu apakah biaya yang mahal tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk fasilitas keamanan. Keamanan bukan hanya meliputi lingkungan fisik sekolah, tapi juga kualitas SDMnya apakah memang mumpuni untuk mengasuh anak usia dini,” ungkapnya.

Baca juga: 3 Faktor Penentu Siap atau Tidaknya Anak Masuk PAUD

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau