Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 6 April 2020, 09:52 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber asiaone

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membuat sebagian besar orang menjadi lebih memerhatikan higienitas, terutama menjadi lebih rajin mencuci tangan dengan sabun.

Kita juga cenderung lebih berhati-hati dalam menyentuh mulut, hidung, maupun mata dengan tangan yang belum bersih.

Seperti dilansir Asia One, virus corona dilindungi dengan lapisan lipid yang dapat dipecah dengan sabun.

Baca juga: Konsumsi Vitamin C Dosis Tinggi untuk Cegah Virus Corona Tak Berguna

Itulah mengapa praktik mencuci tangan dan benda dengan air dan sabun dianjurkan untuk memerangi virus.

Namun, sebagian masyarakat bertanya-tanya, apakah kita juga perlu mencuci mencuci produk segar seperti sayur dan buah menggunakan sabun dan air?

Sebab, tidak ada jaminan produk sayur dan buah yang ada di rumah kita melalui prosedur keamanan dan higienis, atau justru bahkan banyak disentuh tangan-tangan dengan virus.

Spesialis keamanan pangan di North Carolina State University, Benjamin Chapman menjelaskan kepada Live Science tentang pertanyaan ini.

Baca juga: Pahami, 3 Mitos tentang Perlindungan Diri dari Virus Corona

Dia mengatakan, mencuci produk segar dengan sabun justru malah akan menyebabkan sakit perut yang berbahaya.

"Sabun cuci yang terminum atau termakan dapat menyebabkan mual dan sakit perut. Sabun bukanlah komponen yang bisa ditoleransi oleh perut kita," kata dia.

Menurut Chapman, belum ada bukti bahwa makanan atau makanan kemasan dapat menjadi sarang virus dalam waktu yang cukup lama, dan membuatnya cukup menjadi sumber infeksi.

SARS-cov-2, virus penyebab Covid-19 hanya bisa bertahan pada waktu terbatas di luar tubuh manusia.

Virus bisa bertahan pada kertas karton atau kardus selama 24 jam dan plastik serta stainless steel selama 72 jam.

Baca juga: Pahami, 3 Mitos tentang Perlindungan Diri dari Virus Corona

Demikian kesimpulan sebuah studi terbaru yang dipublikasikan oleh New England Journal of Medicine.

Virus tersebut akan menjadi lemah ketika berada berada di luar tubuh manusia.

Jadi, ketika kita menyentuh permukaan yang terpapar percikan bersin seseorang beberapa jam sebelumnya, ada kemungkinan virus yang berada di sana juga sudah terlalu lemah untuk membuat kita sakit.

Jadi, Chapman menyarankan agar sayur dan buah cukup dicuci menggunakan air mengalir yang bersih.

Baca juga: 3 Kunci Hidup Sehat di Masa Pandemi Corona

"Cara itu bisa menghilangkan 90 hingga 99 persen (kontaminasi)," ungkap dia.

Selain itu, penting diingat, bahwa hal yang lebih penting adalah selalu mencuci tangan sebelum mempersiapkan dan mengonsumsi makanan tertentu.

Aturan ini termasuk memasak dan menyajikan makanan menggunakan peralatan masak dan peralatan makan yang higienis.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau