Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 3 April 2020, 21:48 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di tengah pandemi corona atau Covid-19, penting bagi kita untuk melakukan berbagai tindakan pencegahan, termasuk menjaga jarak sosial, tetap tinggal di rumah, dan tidak menyentuh wajah kita bila berada di luar rumah.

Namun, pola hidup yang tidak sehat dapat berdampak negatif bagi tubuh kita.

Menurut Moch. Aldis Rusliladi, SKM, CNWC, Nutrition Wellness Consultant Nutrifood, kesehatan harus sangat diperhatikan di momen pandemi seperti sekarang.

Baca juga: Perlukah Anak Mengonsumsi Suplemen di Masa Pandemi?

"Penyebaran Covid-19 sangat cepat. Pada 2 Maret lalu, di Indonesia baru ada dua kasus. Sekarang jumlahnya sudah naik. Pemerintah memang sudah melakukan penanganan, namun sebagai individu kita juga bisa berbuat sesuatu."

Demikian kata Aldis dalam program Kelas.mu Belajar LIVE, program kolaborasi Sekolah.mu dan Nutrifood yang ditayangkan di Youtube.

"Penting menjagai imunitas kita terutama di momen seperti ini. Pola makan dan olahraga, serta pola hidup kita yang lain juga berpengaruh."

"Efek jangka panjang saat melakukan self-quarantine, kita terpapar risiko tidak sehat untuk mengembangkan penyakit non-metabolik."

Baca juga: Waspadai Gejala Kecemasan Selama Pandemi Covid-19

Risiko kesehatan saat isolasi diri di rumah, kata Aldis, meliputi pola makan melebihi batas kalori dan cenderung kurang gerak.

"Berdasarkan data tahun 2018, pola makan berlebih orang di Indonesia mencapai 43 persen."

"Sekitar 40,7 persen orang Indonesia mengonsumsi makanan gorengan lebih dari satu kali sehari. Dan, 53,1 persen orang Indonesia mengonsumsi minuman tinggi gula setiap harinya," ujar Aldis.

"Saya yakin di masa seperti sekarang, angka ini bisa bertambah."

Baca juga: Tips Kurangi Ngemil pada Masa Isolasi Pandemi Corona

Aldis menyebutkan, berdasarkan data Health Jade Team tahun 2019 mengenai rasio lingkar pinggang, semakin besar lingkar pinggang seseorang, maka ia berisiko terkena penyakit kronis seperti Covid-19.

"Untuk pria yang berisiko terkena penyakit kronis itu memiliki linggar pinggang lebih dari 90 cm, sementara pada wanita lebih dari 80 cm."

"Orang yang obesitas lebih rentan terkena virus corona, bahkan bisa lebih parah gejalanya. Kita bisa mengukur pakai jengkal tangan, jika lebih dari empat jengkal, tandanya lingkar pinggang kita terlalu besar."

Menurut Aldis, ada tiga kunci hidup sehat saat menjalani aktivitas di tengah pandemi Covid-19:

1. Eating resolution

"Yang dimaksud eating resolution adalah, kita harus mengonsumsi makanan yang bervariasi. Ada karbohidrat, protein, vitamin, mineral, tidak hanya karbohidrat saja," tutur Aldis.

"Jika sedang melakukan self-quarantine, makan sayur dengan porsi setengah dari satu piring."

"Sementara untuk buah, dianjurkan masing-masing minimal satu buah apel, satu buah pisang, tujuh buah stroberi, tiga buah kurma, atau delapan buah anggur."

Ditambahkan oleh Aldis, kita juga wajib membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak selama masa pandemi.

"Batasan gula yang aman per hari yaitu 50 gram atau setara empat sendok makan gula. Lalu, 5 gram garam atau setara satu sendok teh garam. Sedangkan minyak, konsumsi aman ada di angka 67 gram atau lima sendok makan minyak."

Baca juga: 4 Langkah Agar Tetap Berpikiran Positif di Tengah Pandemi Corona

Cara mengurangi konsumsi gula, kata Aldis, bisa dengan mengonsumsi teh atau jus tanpa gula, atau menggunakan gula rendah kalori.

"Daripada konsumsi donat atau cake sebagai snack, buah jauh lebih sehat. Selalu siap pula air mineral saat bepergian."

Untuk membatasi garam, Aldis menganjurkan kita agar mengurangi saus, kecap, atau sambal saat makan.

"Pilih kondimen yang cenderung lebih rendah garam."

"Saat memasak, perbanyak rempah-rempah untuk menambah cita rasa masakan tanpa perlu garam. Bawang putih dan jamur-jamuran juga dapat memberi rasa pada makanan," kata dia.

"Selain itu, kurangi konsumsi produk olahan dan perbanyak konsumsi makanan segar seperti buah dan sayur. Karena kandungan kalium di buah dan sayur tinggi, dapat menggantikan natrium."

Lalu, menurut Aldis, kita dapat mengganti cara memasak untuk membatasi lemak.

"Kita bisa melakukan variasi masakan. Seperti pan fry, stir fry, roasting, boiling, steaming, dan lain-lain. Tidak harus selalu digoreng (deep fry)."

Baca juga: 5 Makanan untuk Menjaga Kesehatan Paru-paru di Tengah Wabah Corona

Halaman:


Terkini Lainnya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau