Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Besar Karyawan Masih Takut Bekerja di Kantor

Kompas.com, 16 Oktober 2020, 14:24 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penularan Covid-19 di perkantoran memang mengkhawatirkan. Berdasarkan data yang tercatat dalam corona.jakarta.go.id, setidaknya terdapat 27 klaster penularan Covid-19 yang terjadi di kantor kementerian.

Walau pengelola perkantoran sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, ternyata hal itu tidak membuat para karyawan merasa tenang.

Menurut hasil survei Employee Engagement yang dilakukan lembaga SurveySensum terhadap 540 karyawan korporat di Indonesia, sebanyak 60 persen karyawan fokus memikirkan kondisi kesehatan mereka dan keluarganya saat ini. 

Sebanyak 41 persen karyawan yang disurvei pada September 2020 itu merasa takut kembali bekerja di kantor karena berbagai faktor.

Dari jumlah itu, sekitar 61 persen karyawan beranggapan rekan kerja mereka tidak mematuhi protokol kesehatan.

Baca juga: 3 Faktor Pemicu Meningkatnya Kasus Covid-19 di Klaster Perkantoran

Sekitar 57 persen responden khawatir dengan peningkatan kasus Covid-19, 37 persen meragukan sanitasi atau kebersihan tempat kerja, 27 persen merasa produktivitas dan performa mereka akan berkurang dengan bekerja di kantor, dan 23 persen takut terpapar virus saat melakukan perjalanan dari rumah menuju kantor.

Adi Sumarno, Head of Human Resources di Wipro Unza Vitalis, mengatakan, pihaknya juga melakukan survei serupa kepada karyawannya, dengan jumlah responden 543 orang.

Faktor yang membuat karyawan cemas jika bekerja di kantor, menurut Adi, hampir sama dengan survei Sensum, antara lain kemungkinan adanya interaksi fisik antar-sesama karyawan serta pemahaman berbeda terkait Covid-19.

Panduan WFH dari perusahaan

Untuk meningkatkan rasa aman karyawan, Adi mengatakan, perusahaannya mengembangkan panduan protokol Covid-19, mengadakan PCR atau tes swab, serta membagikan panduan protokol hidup sehat dan tips WFH.

"Kami memang tidak bisa 100 persen memberlakukan WFH bagi seluruh karyawan, tapi kami tetap berusaha mengutamakan keamanan karyawan," ucapnya.

Baca juga: Perkantoran Masih Jadi Salah Satu Klaster Tertinggi Penyebaran Covid-19 di Jakarta

Sementara itu, HR Business Partner for Consumer Product Division di L'Oreal Indonesia Lisa Rosalina mengungkap keselamatan pekerja atau karyawan menjadi hal utama di masa tidak pasti seperti sekarang.

"Saat ini, karyawan di L'Oreal Indonesia beradaptasi dengan cara bekerja yang baru, seperti jumlah jam kerja yang lebih panjang dan melakukan video call," kata Lisa dalam acara yang sama.

Walau tidak bertemu secara fisik, menurut Lisa, sangat penting menjaga komunikasi dan kedekatan dengan karyawan.

"Kami tidak bisa melihat rekan-rekan kerja setiap hari, tetapi setidaknya kami masih keep in touch dengan mereka."

PT Bayer Indonesia saat ini juga tidak mewajibkan karyawannya untuk kembali bekerja di kantor karena angka penularan Covid-19 yang masih tinggi.

"Kami ingin memastikan karyawan kami bekerja di rumah dengan aman dan nyaman," kata Luluina Karina Singarimbun, Head of Human Resources Bayer Indonesia.

Baca juga: Tips Atasi Jenuh dan Cara Lebih Produktif Saat WFH

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau