Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Negatif Sering Berteriak dan Menghukum Anjing

Kompas.com, 21 Desember 2020, 13:45 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anjing peliharaan di rumah mungkin adalah sahabat terbaik Anda, tetapi akui saja mereka adalah binatang dengan insting dan keistimewaannya sendiri. Ada kalanya mereka akan bertingkah "nakal" dan membuat kita kesal.

Kendati demikian, tahan diri untuk tidak menghukumnya atau berteriak kepadanya. Karena, efek negatifnya bisa bertahan jangka panjang.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di PLOS ONE, pelatihan asertif seperti hukuman positif dan penguatan negatif dapat memiliki efek jangka panjang yang buruk pada kondisi mental anjing.

"Hasil kami menunjukkan, anjing yang dilatih dengan metode aversif mengalami kesejahteraan yang lebih buruk selama sesi pelatihan daripada anjing yang dilatih dengan metode berbasis penghargaan," tulis para peneliti.

Penelitian semacam ini telah dilakukan sebelumnya, terutama pada anjing polisi dan laboratorium.

Selain itu, pelatihan aversif cenderung menggunakan kerah kejut dari beberapa alat yang digunakan dalam pelatihan.

Baca juga: Ingin Panjang Umur, Peliharalah Anjing

Metode penelitian

Tim peneliti internasional melakukan studi baru pada anjing pendamping yang dipimpin oleh ahli biologi dari Universidade do Porto di Portugal, Ana Catarina Vieira de Castro.

Hewan-hewan tersebut direkrut dari sejumlah sekolah pelatihan di Porto.

Sebanyak 42 anjing dari tiga sekolah menggunakan pelatihan berbasis penghargaan seperti makanan atau permainan.

Lalu, terdapat 50 anjing dari empat sekolah yang menggunakan pelatihan berbasis asertif seperti berteriak, memanipulasi fisik anjing, atau menyentak tali.

Setiap anjing difilmkan selama 15 menit pertama dari tiga sesi pelatihan dan sampel air liur diambil untuk menilai tingkat stres dari pelatihan

Para peneliti juga menganalisis perilaku anjing selama pelatihan untuk mencari perilaku stres, seperti menguap, menjilat bibir, mengangkat kaki, dan menjerit.

Baca juga: Benarkah Anjing Bisa Lihat Hantu?

Ilustrasi anjingshutterstock Ilustrasi anjing

Tidak mengherankan, anjing-anjing di kelas pelatihan aversif menunjukkan perilaku stres yang meningkat, terutama menguap dan menjilat bibir.

Air liur mereka juga memiliki kadar kortisol yang naik secara signifikan dibandingkan saat mereka bersantai di rumah.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau