Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bingung Pilih Batik untuk ke Kantor? Begini Tips dari Para Ahli

Kompas.com, 1 Oktober 2021, 06:06 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kini, batik tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang kuno, ketinggalan zaman, atau hanya bisa dipakai dalam suasana formal saja. Pasalnya, sudah banyak yang menganggap batik sebagai busana casual, dengan potongan yang bermacam-macam.

Kepopuleran batik ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh ditetapkannya batik sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 2 Oktober 2019 silam. Bahkan sejak tahun 2015, semua instansi dan kantor di Indonesia diwajibkan untuk mengenakan batik setidaknya setiap satu hari per minggunya.

Namun, meski berpotensi untuk membuat orang-orang menjadi hobi mengenakan batik sehari-harinya, tak jarang kewajiban ini malah bikin bingung memilih busana bertema batik yang sesuai untuk dikenakan ke kantor.

Nah, untuk menjawab kebingungan terkait busana batik apa yang harus dipilih, Kompas.com berbincang dengan dua desainer Indonesia tentang busana batik untuk ke kantor.

Harus smart casual

Leeteuk Super Junior mengenakan batik rancangan Ridwan Kamil yang dibuat bersama Batik Komar. INSTAGRAM @xxteukxx Leeteuk Super Junior mengenakan batik rancangan Ridwan Kamil yang dibuat bersama Batik Komar.
“Menurut saya sebagai desainer, olahan batik untuk busana kantor itu harus simple tapi smart casual (tidak terlalu kaku, namun tetap terlihat profesional), jadi lebih greget dan tidak monoton,” ujar desaner Ernie Kosasih saat dihubungi Kompas.com via Whatsapp pada Kamis (30/9/2021).

Menurut Ernie, mengenakan pakaian batik yang bergaya smart casual akan membuat penampilan seseorang terlihat lebih trendi asalkan dikemas dengan padu padan dan warna yang sesuai.

Untuk pilihan warna, Ernie mengatakan lebih baik menjatuhkan pilihan pada warna-warna bumi, tembaga, dan warna batu-batuan. Motif batik bertema flora juga bisa dipilih.
“Warna-warna ini lebih elegan dan timeless,” ujarnya.

Namun, Ernie mengatakan hal ini tetap harus disesuaikan dengan situasi dan aturan kantor pemakainya.

Kemeja untuk “main aman” dan mudah

Jungkook BTS tertangkap kamera memakai batik saat wawancaraYouTube Zach Sang Show Jungkook BTS tertangkap kamera memakai batik saat wawancara
Sementara itu, desainer asal Bandung yang juga memproduksi beberapa pakaian batik, Misan Kopaka, mengatakan kalau pilihan busana batik untuk ke kantor termudah dan aman jatuh pada kemeja.

“Bentuk bajunya, yang termudah adalah kemeja, karena baik buat semua kalangan dan instansi. Harganya juga lebih ekonomis dan cocok juga untuk yang Muslim,” ujar Misan saat dihubungi Kompas.com via Whatsapp.

“Atau bisa juga jas formal kalau ingin tampil lebih gaya,” tambahnya.

Corak

Untuk corak, Misan berpendapat agar setiap instansi menyesuaikannya dengan daerah domisili masing-masing.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau