Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 31 Agustus 2022, 16:17 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beragam jenis hewan mengantongi predikat sebagai hewan dengan gigitan paling berbahaya.

Spesies hewan tertentu memang dibekali dengan rahang yang kuat, gigi besar dan tajam, dan racun mematikan.

Hal tersebut memungkinkan hewan untuk melancarkan gigitan supaya mendapat mangsa atau melindungi diri dari predator.

Akan tetapi beberapa di antaranya punya gigitan yang menyebabkan hewan lain bahkan manusia terluka parah, terinfeksi, bahkan meninggal.

Baca juga: Waspadai, 4 Penyakit yang Disebabkan Gigitan Tikus

Lantas, hewan apa saja yang memiliki gigitan paling berbahaya?

Hewan dengan gigitan paling berbahaya

Dilansir dari Readers Digest, ada sebelas hewan yang gigitannya patut diwaspadai. Ada apa saja, ya?

Ilustrasi kucing di kamar mandi. PEXELS/ZULAL KAYA Ilustrasi kucing di kamar mandi.

1. Kucing peliharaan

Melihat kucing tidur, bermain bola, mandi, atau sedang ngomel memang menggemaskan.

Meski begitu, si anabul ternyata bisa membahayakan pemiliknya dan orang lain apabila menggigit.

Pasalnya gigitan kucing tidak sekadar meninggalkan luka di kulit, seperti tusukan atau sayatan.

Lebih dari itu kulit yang terkena gigitan kucing menjadi sulit didesinfeksi. Ini artinya, korban gigitan kucing kemungkinan berisiko mengalami infeksi.

Mereka yang luka digigit kucing bisa terkena Bartonella henselae -demam atau penyakit cakar kucing.

Untuk beberapa kasus yang jarang terjadi, gigitan si anabul bisa menyebabkan infeksi tulang atau Pasteurella multocida. Ini dapat berakhir dengan pneumonia.

2. Monyet

Monyet yang disebut banyak ahli sejarah punya kekerabatan yang erat dengan manusia ternyata punya gigitan yang berbahaya.

Nah, ketika monyet menggigit, hewan ini bisa menularkan rabies atau penyakit yang bisa menyebabkan kelumpuhan parsial dan halusinasi.

Baca juga: Pakai Baju Warna Terang Bisa Cegah Gigitan Nyamuk? Ini Kata Ahli

Jika rabies tidak segera ditangani, korban bisa meninggal menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

Di sisi lain korban gigitan monyet berisiko tertular herpes Simian yang berisiko menyebabkan ensefalomielitis -peradangan otak yang fatal.

Menurut National Institute of Health, ensefalomielitis ditandai dengan muntah, kehilangan kemampuan melihat, dan kelumpuhan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau