Melihat Sepatu Para Juara di Berlin Marathon

KOMPAS.com - Setiap kali seorang pelari menjuarai lomba marathon tingkat dunia, maka salah satu yang akan dilihat orang adalah sepatu apa yang dia pakai.

Hal inilah yang terjadi di Berlin Marathon ke-48 ketika atlet asal Ethiopia, Tigist Assefa, mencatatkan waktu 2:15:37, dan dinobatkan sebagai perempuan tercepat di dunia ketiga setelah Paula Radcliffe dan Brigid Kosgei.

Tidak hanya Assefa, Mark Korir yang berpartisipasi di marathon pria, juga menyabet juara kedua dengan waktu 2:05:58.

Medali Assefa dan Korir ini secara tidak langsung menambah kemasyhuran sepatu Adidas adizero yang membuktikan dominasinya di dunia lari dengan mendukung para pelari tercepat dunia.

Pelari-pelari dunia ini juga memecahkan rekornya sendiri (personal best) setelah menggunakan sepatu adizero adios pro.

Baca juga: Persaingan Super Shoe Nike vs adidas, Mana Pilihanmu?

Dalam marathon jaman sekarang, alas kaki yang dikenakan oleh seorang pelari memainkan faktor penting terhadap performanya selama berkompetisi, sehingga menjadi perhatian lebih. Dari bantalannya, sole sepatu, desain, hingga fungsinya harus diperhatikan guna menghindari cedera juga.

Lantas, apa rahasia dibalik adizero adios Pro yang mendukung pemecahan rekor para pelari?

Dalam persaingan sepatu super yang diikuti merek-merek ternama di dunia, Adidas menunjukkan ambisinya untuk terus mendorong batas dan mengembangkan sepatu lari terbaik, salah satunya lewat jajaran koleksi adizero adios.

Diperkenalkan pada tahun 2020, adidas telah mengeluarkan tiga edisi yakni adizero adios Pro 1, Pro 2, dan Pro 3.

Adizero adios Pro 2 yang dikenakan oleh Assefa memiliki berat 215 gram, lebih ringan dibandingkan sebelumnya 224 gram.

Fitur super shoes dari Adios Pro 2 terletak pada dua lapis midsole Lightstrike Pro dan pelat Energyrods berbahan karbon, guna menghasilkan tolakan energi maksimum saat dipakai berlari. Menariknya juga, Energyrods memiliki bentuk seperti tulang metatarsal kaki kita.

Baca juga: Sepatu Super Terbaru dari Adidas, Seperti Apa Bentuknya?

 Lewat dua lapis ini, Adios Pro 2 jadi terlihat tebal, tetapi uniknya ringan ketika digunakan. Di bagian tumit, midsole ini memiliki ketebalan 39,5 mm dan 29,5 mm pada bagian kaki depan. Perhitungan tersebut dibikin agar kaki pemakai lebih mudah bergerak ke depan.

Outsole-nya memakai karet Continental, supaya memberikan traksi dan akselerasi tinggi saat berlari. Sedangkan bagian atas sepatu menggunakan bahan mesh supaya menghasilkan esensi transparansi.

Lalu, hadirlah Adizero Adios Pro 3 nan dirilis pada 1 Juni 2022. Inovasi dari Pro 2 ke Pro 3 menjadikan seri ketiga ini sepatu kompetisi lari jarak jauh terbaik dari adidas bagi pelari cepat.

Midsole Pro 3 masih terdiri dari 2 lapisan busa Lighstrike Pro yang elastis sebagai bantalan. Sepatu memang didesain untuk memberikan tingkat kekakuan dan pengembalian energi optimal.

Adizero adios Pro 3 hadir dengan tampilan baru Carbon Energy Rods 2.0. Upper fiturnya memberikan efek breathable dan kombinasi warna yang ditampilkan adalah beam yellow atau solar green.

Gradasi warna dari sepatu satu ini membuat pemakainya tampil lebih fashionable meskipun pada saat berolahraga sekalipun. Artinya pelari bisa memecahkan rekor sembari tampil gaya.

Baca juga: Sambut Musim Maraton, Adidas Poles Tiga Sepatu Adizero

 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang