Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset: Ayah yang Derita Kecemasan Besarkan Anak yang Lebih Cerdas

Kompas.com, 4 Desember 2023, 12:35 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Sosok ayah dengan riwayat kecemasan dan depresi terbukti membesarkan anak-anak yang lebih cerdas dan berperilaku baik.

Studi yang diterbitkan di Frontiers of Psychology menjelaskan pengaruh gejala depresi atau kecemasan pada ayah selama masa kehamilan memengaruhi anak-anaknya saat usianya mencapai 6-8 tahun.

Riset dilakukan terhadap 61 anak yang terdiri dari 36 laki-laki dan 25 perempuan dengan orangtuanya.

Baca juga: 5 Sifat yang Diturunkan Ayah, dari Berat Badan hingga Kesuburan

Hasilnya, semua anak memiliki lebih sedikit masalah perilaku dan nilai ujian yang lebih baik.

Anak-anak memiliki rentang perhatian yang lebih baik dan nilai ujian yang lebih tinggi

Anak-anak yang ayahnya melaporkan tingkat gejala depresi yang lebih tinggi akan lebih mampu duduk diam dalam jangka waktu yang lebih lama.

Mereka juga lebih jarang kehilangan kesabaran dan memiliki rentang perhatian yang baik, menurut kuesioner yang diisi oleh orangtua.

Anak tersebut juga juga memiliki IQ yang lebih tinggi, menurut tes standar yang dilaksanakan.

Baca juga: Depresi pada Ayah Bisa Menurun ke Anak, kok Bisa?

Tina Montreuil, profesor di departemen psikologi pendidikan Universitas McGill mengatakan, hal ini mungkin disebabkan sikap para ayah yang menerapkan penyelerasan orangtua yang lebih baik.

Penyelarasan dilakukan saat orangtua sadar dan tanggap terhadap emosi anaknya.

“Karena tingkat keselarasan orangtua yang lebih besar dikaitkan dengan kompetensi kognitif dan sosial anak," jelasnya.

"Salah satu penjelasan potensial adalah bahwa para ayah dalam sampel penelitian kami mungkin menunjukkan keselarasan yang lebih besar kepada anak mereka untuk 'mengkompensasi' faktor risiko lingkungan, seperti gejala depresi atau kecemasan ibu.atau prediktor lain yang diketahui,” urai Tina.

Baca juga: Kesehatan Mental Ibu Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Temuan ini sangat kontras dengan pengaruh kesehatan mental ibu terhadap tumbuh kembang anaknya.

Sejumlah penelitian menunjukkan, ibu dengan kecenderungan depresi atau kecemasan membesarkan anak dengan lebih banyak masalah perkembangan.

Stres selama kehamilan bisa berdampak buruk pada ibu dan janin. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil mengetahui cara mengelola stres dengan tepat. Stres selama kehamilan bisa berdampak buruk pada ibu dan janin. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil mengetahui cara mengelola stres dengan tepat.

Sebuah makalah tahun 2018, yang mengulas 18 penelitian, menunjukkan, kecemasan ibu dan ayah berdampak negatif terhadap keturunannya, namun pengaruh kecemasan ibu lebih besar.

Namun penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana kesehatan mental ayah memengaruhi anak-anaknya.

Baca juga: Awas, Kesehatan Mental Ayah Berdampak Panjang pada Anak

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau