Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Penggunaan Internet Tanpa Pengawasan Orangtua Bisa Menjadi "Gerbang" Pornografi

Kompas.com, 4 Desember 2024, 16:02 WIB
Silmi Nurul Utami,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

KOMPAS.com - Di era modern ini, penggunaan internet adalah hal lumrah, bahkan bagi anak-anak.

Namun, ternyata penggunaan internet secara bebas oleh anak dapat membawa banyak pengaruh buruk. Salah satunya adalah terpaparnya anak dengan konten pornografi

Menurut Psikolog Ratih Ibrahim, orangtua harus rajin menjaga anaknya dalam penggunaan internet dan media sosial. Atau bahkan benar-benar tidak memberikan anaknya akses internet secara bebas. 

"Anaknya didietin di sosial media. Terus jangan malas, harus rajin jagain anak, mungkin kita agak repot," ujarnya ketika diwawancarai Kompas.com, Selasa (3/12/2024). 

Pasalnya, internet dan sosial media bisa menjadi gerbang akses pornografi oleh anak-anak, baik secara sengaja maupun tidak disengaja.

Baca juga: Orangtua Pergoki Anak Akses Konten Porno, Jangan Lakukan 5 Hal Ini

Ratih menjelaskan, salah satu kliennya terpapar pornografi pada usia 8 tahun. Hal tersebut diawali dengan anak yang selalu ingin tahu.

Ayahnya yang berusaha mendukung kemandirian anak, kemudian mengajarkan cara penggunaan internet untuk mencari informasi. 

Namun, kurangnya pengawasan menyebabkan anak tersebut menemukan situs yang tidak pantas. Merasa penasaran, anak tersebut mengaksesnya berkali-kali yang membawa ke berbagai konten dewasa. 

"Anak ini anak pintar dan pembaca. Jadi dilihat banyaknya situs yang dia buka, linknya itu ada tiga lebar folio," ungkap Ratih. 

Baca juga: Bagaimana Seharusnya Orangtua Mengedukasi Anak tentang Film Porno?

3 Dampak Negatif Paparan Konten Pornografi

Tak bisa diabaikan, paparan konten pornografi pada anak bisa menyebabkan berbagai dampak buruk pada anak. Beberapa dampak yang mungkin terjadi meliputi:

1. Trauma Emosional

Anak-anak yang terpapar konten yang tidak sesuai dapat merasa terganggu, karena mereka belum memiliki pemahaman yang matang tentang apa yang mereka lihat. 

"Kalo saya bilang trauma ya mungkin ada. Tapi artinya dia terekspos dengan pornografi yang tidak sesuai sama umurnya," ungkap Ratih. 

2. Kecanduan Pornografi

Anak kecil memiliki rasa penasaran yang tinggi. Paparan pornografi dapat membuatnya makin penasaran dan memiliki kemungkinan untuk terus menonton, sehingga mengalami keecanduan. 

"Kalau dia terpapar begitu, ruang untuk dia melakukan exposure lebih terhadap pornografi lebih besar," jelas Ratih. 

Baca juga: Anak Kecanduan Pornografi, Kapan Harus ke Profesional?

3. Perspektif Sekualitas yang Menyimpang

Paparan pornografi dapat menyebabkan anak-anak membentuk konsep yang salah tentang seksualitas seumur hidup mereka. Mereka juga kemungkinan melakukan aktivitas seksual yang tidak wajar pada usianya hanya karena rasa penasaran. 

"Seksualitasnya bertumbuh, rasa penasarannyanya juga tinggi. Dia juga akan mulai mengeksplorasi tubuhnya, seperti melakukan masturbasi," tutur Ratih. 

Hal tersebut kemudian akan memengaruhi perilaku, konsep diri, dan perspektif anak tentang seksualitas. 

Itulah mengapa, pemberian akses internet juga media sosial pada anak baiknya dibarengi dengan pengawasan dari orangtua. Tidak serta merta karena anak sudah bisa mencari informasi sendiri, maka orangtua membiarkannya begitu saja. 

"Tidak sesederhana konsep yang kita pikir "Ah ini baik".  Ini (penggunaan internet) pedang bermata banyak banget," tutup Ratih. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau