Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
KOMPAS.com- Tahun 2025 menjadi awal mula hadirnya Generasi Beta. Generasi yang lahir setelah Gen Alpha ini, lahir antara tahun 2025 sampai 2039.
Nama Beta dipilih sejalan dengan alfabet Yunani setelah Alpha. Nama tersebut sebagai pertanda bahwa generasi ini bukan hanya baru, tetapi jadi generasi pertama yang dibentuk oleh dunia yang berbeda dan terus berkembang.
Tumbuh ditengah globalisasi digital dan perubahan iklim yang drastis, membuat anak Generasi Beta memiliki karakteristik tersendiri. Kenali karakteristiknya di bawah ini, seperti dilansir berbagai sumber, Jumat (3/1/2025).
Baca juga: Memulai Tahun 2025, Selamat Datang Generasi Beta
Menurut seorang peneliti sosial Australia yang dipimpin oleh analis generasi Mark McCrindle dalam laman resminya, Generasi Beta lahir di tengah pesatnya pertumbuhan dunia.
Mereka pun akan bergulat dengan berbagai isu sosial yang besar dan berbagai perubahan.
Seiring pertumbuhannya, generasi ini harus mampu beradaptasi terhadap berbagai perubahan yang cepat, seperti perubahan iklim, pergeseran populasi global, serta urbanisasi yang cepat.
Kondisi ini akan membuat Generasi Beta lebih berpikiran global, berfokus pada masyarakat, dan kolaboratif daripada sebelumnya.
Lahir di tengah perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI), Gen Beta, singkatannya, juga tidak akan kaget teknologi.
Sebab, teknologi sudah menjadi bagian dari setiap aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, pekerjaan, hiburan, serta layanan kesehatan.
Sehingga, penerapan kehidupan digital dan fisiknya pun akan berjalan lancar. Bahkan, Gen Beta akan lebih maju dalam mengaplikasikan teknologi digital dibanding generasi lain.
Perkembangan teknologi membuat pola hubungan sosial akan tampak berbeda bagi Gen Beta. Mereka akan menjalin relasi dari berbagai aspek melalui interaksi digital.
Generasi ini lahir dari orangtua Milenial akhir dan generasi Z awal yang sudah memahami teknologi, sehingga Gen Beta akan lebih berhati-hati dalam menjaga identitas digital mereka.
Baca juga: Belajar dari Gen Z dan Alpha, Ini yang Perlu Diketahui Calon Orangtua dari Gen Beta
Mereka terkoneksi dengan menjalin relasi melalui interaksi digital, tapi juga membuat sikap individualitas mereka bertumbuh dengan kuat.
Dikutip dari USA Today, Gen Beta juga akan tumbuh menghadapi isu perubahan iklim.
Para orangtua mereka pun memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi, sehingga akan memprioritaskan adaptasi, kesetaraan, dan kesadaran ekologi dalam pola asuh mereka.
Menurut Pew Research Center, sebanyak 71% Generasi Milenial dan 67% Generasi Z beranggapan perubahan iklim menjadi prioritas utama untuk memastikan planet berkelanjutan untuk masa depan.
Kelahiran Gen Beta menjadi pertanda dimulainya era yang baru. Generasi ini tumbuh di tengah perkembangan teknologi, norma sosial, serta fokus keberlanjutan dunia.
Hal ini membuat Gen Beta akan lebih berfokus pada pentingnya inovasi bukan hanya untuk kenyamanan. Mereka juga akan memecahkan tantangan mendesak di zaman mereka.
Baca juga: Banyak Gen Z Tidak Ingin Punya Anak, Apa Alasannya?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang