Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Raisa dan Hamish Daud, Psikolog Ingatkan Dampak Komentar Netizen bagi Kesehatan Mental

Kompas.com, 29 Oktober 2025, 12:35 WIB
Devi Pattricia,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Perceraian Raisa dan Hamish Daud dikonfirmasi berdasarkan gugatan cerai Raisa melalui sistem e-court di Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada Rabu (22/10/2025).

Keputusannya untuk mengakhiri pernikahan setelah delapan tahun bersama mengejutkan publik. Terlebih, pasangan tersebut sering dijadikan panutan oleh warganet di media sosial.

Baca juga:

Psikolog Klinis Winona Lalita R., M.Psi., Psikolog mengingatkan, setiap orang, termasuk figur publik, mungkin menjadi obyek reaksi publik yang kemudian memberi tekanan tambahan pada kondisi emosional mereka.

“Ada satu studi tahun 2022 tentang parasocial aggression. Intinya adalah reaksi dari publik itu bisa menimbulkan ataupun menambah stres bagi public figure yang sedang dalam proses berpisah,” ujar Winona saat diwawancarai Kompas.com, Senin (27/10/2025).

Dampak komentar netizen pada kesehatan mental pasangan

Ketikan dan komentar netizen bisa berdampak lebih besar

Psikolog Winona Lalita ingatkan dampak komentar netizen pada kesehatan mental pasangan yang tengah bercerai, seperti perceraian Raisa dan Hamish Daud.Freepik Psikolog Winona Lalita ingatkan dampak komentar netizen pada kesehatan mental pasangan yang tengah bercerai, seperti perceraian Raisa dan Hamish Daud.

Winona menjelaskan, meski netizen atau warganet tidak memiliki akses langsung ke figur publik untuk didengar, mereka tetap memiliki peranan dalam kesehatan mental sang individu.

“Meskipun netizen tidak punya akses secara langsung untuk didengar oleh public figure tersebut, tapi perlu disadari bahwa mereka juga andil dalam kesehatan mental si public figure,” jelasnya.

Contohnya, ketika seseorang yang sedang menghadapi masalah, khususnya yang bersifat sangat pribadi seperti rumah tangga, mendapati komentar dari orang tak dikenal, hal itu bisa menimbulkan rasa tidak nyaman.

“Bayangkan saja kalau kita ada masalah, lalu ada orang tidak dikenal tiba-tiba berkomentar, itu pasti rasanya tidak nyaman,” lanjut Winona.

Ia menambahkan, komentarnya mungkin tampak ringan atau sekadar pertanyaan di media sosial, tapi dampak dari ketikan atau komentar tersebut pada orang yang mengalaminya bisa jauh lebih besar daripada yang terlihat.

“Meski hanya berkomentar menanyakan alasan dibalik perceraiannya atau menyayangkan keputusannya, tapi kita tidak pernah tahu dampak dari ketikan atau komentar tersebut pada orang yang mengalaminya,” jelas Winona.

Baca juga:

Sensitivitas perceraian dan bahaya spekulasi publik

Psikolog Winona Lalita ingatkan dampak komentar netizen pada kesehatan mental pasangan yang tengah bercerai, seperti perceraian Raisa dan Hamish Daud.freepik.com Psikolog Winona Lalita ingatkan dampak komentar netizen pada kesehatan mental pasangan yang tengah bercerai, seperti perceraian Raisa dan Hamish Daud.

Menurut Winona, menghadapi masalah rumah tangga adalah hal yang sangat sensitif. 

Oleh karena itu, saat seseorang berada dalam proses perceraian, reaksi publik yang cepat mengambil kesimpulan atau menyebar narasi yang belum terbukti bisa sangat merugikan.

“Mengalami permasalahan rumah tangga itu sangat sensitif sehingga sebaiknya ditahan dulu ketikannya, jangan cepat mengambil kesimpulan dari apa yang kita konsumsi di media sosial,” ujar Winona.

Ia menekankan, sebagai warganet juga harus aktif melakukan pengecekan fakta terhadap narasi yang beredar agar tidak menjadi bagian dari rantai yang memperkeruh kondisi korban atau pihak yang sedang mengalami.

“Sebagai netizen, kita juga perlu cek fakta dari narasi yang beredar, jangan sampai termakan hoaks dan memicu spekulasi baru yang memperkeruh kondisi,” tuturnya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau