Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narsistik dan Psikopat Senang Melihat Foto Sadis Korban Tragedi

Kompas.com, 26 Mei 2017, 06:43 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Tak butuh waktu lama setelah kejadian meledaknya bom di Terminal Kampung Melayu Jakarta, foto dan video yang berisi potongan tubuh korban menjadi viral di media sosial. Kengerian pun dirasakan oleh orang yang menerima konten sadis tersebut.

Ketika terjadi sebuah tragedi; bisa berupa korban kecelakaan, bunuh diri, atau ledakan bom, ada sebagian orang yang tega mengunggah foto-foto korban dalam kondisi mengerikan ke media sosial.

Menurut dr.Natalia Widiasih Raharjanti, Sp.KJ, ada ciri kepribadian tertentu yang memang menikmati penyebaran konten sadis, yakni orang narsistik, psikopat dan sadis. Mereka dapat dideskripsikan sebagai orang-orang yang senang melihat orang lain menderita.

"Dengan menyebarkan foto-foto atau video kecelakaan, berharap orang yang menonton akan bereaksi, misalnya kalau di Facebook mendapat komentar 'sad', 'angry', atau komen pro dan kontra," kata psikiater yang disapa dengan dr.Lia ini.

Ia menjelaskan, orang yang narsistik dikenal sebagai orang-orang yang senang mencari perhatian. "Perhatian dari orang lain adalah asupan makanan buat low self-esteemnya," ujar psikiater forensik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Mashable Ilustrasi
Sensasi tersebut diciptakan dengan memanipulasi orang lain untuk memperhatikan dirinya. "Kalau di media sosial berupa posting foto-foto atau video 'tidak biasa', salah satu contohnya video sadis korban bom," paparnya.

Karena sifat dasar manusia adalah rasa ingin tahu, maka penyebaran foto-foto dan video itu akan mendapatkan perhatian orang, walau cuma sebentar atau sementara.

Menurut dr.Lia, yang terpenting bagi orang narsistik adalah perhatian dan ia kurang mempertimbangkan perasaan atau pendapat orang lain terhadap postingannya.

"Bila tipe kepribadian narsistik ini bercampur dengan kepribadian antisosial atau psikopatik, maka orang ini akan senang mendapat atensi dan tidak peduli apakah ini melanggar hukum atau bisa membuat orang lain menderita," paparnya.

Mereka juga kurang peka pada perasaan orang lain. "Orang dengan campuran kepribadian narsistik dan psikopat ini bisa saja melakukan hal-hal yang terkesan sadis karena ketidakmampuan mereka berempati pada perasaan orang lain," ujar dr.Lia.

Meski demikian, perlu dipastikan dulu bahwa perilaku tersebut merupakan pola yang sifatnya berulang. "Tidak bisa dinilai hanya berdasarkan satu aktivitas atau kejadian tertentu saja," katanya.

Jika seseorang memang memiliki pola perilaku atau sudah berulang kali jadi penyebar foto-foto sadis, kemungkinan besar memang ia mengalami gangguan perilaku narsistik dan psikopat.

Baca juga: Apa Motivasi Orang Menyebar Foto Korban Bom

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau