Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Diet Dubrow, Alternatif Keto dengan Pola Makan Berbeda

Diet keto memang tidak untuk setiap orang. Ada orang yang merasa efek samping tak nyaman setelah menjalani diet ini.

Jika merasa Keto kurang tepat untuk tubuhmu dan ingin mencari alternatif diet, mungkin kamu mau mencoba diet dubrow.

Diet dubrow dibuat oleh pasangan Heather dan Terry Dubrow. Tujuan dari diet tersebut adalah menurunkan berat badan dan meningkatkan energi, sama dengan target dari para pelaku diet keto.

Namun, alih-alih mengeliminasi karbohidrat, diet ini merekomendasikan pola makan interval atau berpuasa pada periode waktu berbeda.

Menurut para pencipta diet dubrow, pola ini akan cenderung lebih tahan lama ketimbang konsumsi tinggi lemak.

Sementara pola makan interval akan memberikan periode waktu pembakaran lemak yang bisa menambah energi dan pembaruan sel.

"Proses ini dinamakan autophagy atau fase penghabisan racun," kata Terry Dubrow kepada Prevention.

Pasangan Dubrow mempublikasikan metode diet tersebut pada buku mereka yang berjudul: "The Dubrow Diet: Interval Eating to Lose Weight and Feel Ageless".

Pola makan interval yang dimaksud sebetulnya mirip konsep intermittent fasting, dimana periode puasa dibutuhkan berkisar antara 16 jam hingga sepanjang hari.

Meskipun intermittent fasting populer dalam strategi penurunan berat badan, hasilnya cenderung beragam, apakah pola tersebut lebih efektif daripada sekadar menghitung kalori atau tidak.

Diet dubrow membagi waktu makan menjadi tiga fase berbeda. Setiap fase memiliki rekomendasi periode puasa masing-masing.

Menurut pasangan Dubrow, pada fase satu kita harus berpuasa 16 jam dalam sehari sebagai sistem pengejut dan untuk mengatur kembali patokan tingkat lapar.

Contohnya, kita hanya makan dari siang hingga Pukul 20.00 selama lima hari. Jangan lupa pula untuk menghindari alkohol pada fase ini.

Kemudian, kita akan bertransisi ke fase kedua yang terdiri dari tiga periode puasa untuk penurunan berat badan singkat, menengah dan cepat.

Periode 1: Puasa 12 jam sehari dan makan selama 12 jam sisanya untuk menurunkan berat badan 0,5-1,5 pon (0,2-0,6kg) per minggu. Dalam periode seminggu, kita juga bisa mengkonsumsi "cheating snack".

Periode 2: Puasa 14 jam sehari dan makan selama 10 jam sisanya untuk menurunkan berat badan 1-2,5 pon (0,45-1,13kg) per minggu. "Cheating meal" diperbolehkan.

Periode 3: Puasa 16 jam sehari dan makan selama 10 jam sisanya untuk menurunkan berat badan 2-4 pon (0,9-1,8kg) per minggu. Kamu bisa memiliki satu hari "cheat day" dalam seminggu.

Diet dubrow merekomendasikan banyak sayuran hijau dan protein tanpa lemak. Beberapa jenis makanan yang bisa kamu konsumsi, di antaranya: sayuran berdaun hijau, kacang hijau, rumput laut, ayam, ikan, kacang-kacangan, dan buncis.

Apakah diet dubrow sehat?

Ahli gizi Jenna A. Werner, R.D mengatakan ada banyak hal positif dari pola diet ini.

Mulai dari perubahan gaya hidup, pola makan dan mereka juga menekankan pentingnya persiapan bagi segala hal. Seperti bagaimana menyiapkan makanan sehat dan makanan penghasil energi

Namun, Werner menilai formula diet ini terlalu terpatok pada satu ukuran yang menyama ratakan semua karakter manusia.

"Jalan terbaik untuk perubahan gaya hidup adalah lakukan apa yang akan bertahan lama bagimu dan mendapatkan saran dari ahli gizi teregistrasi," kata Werner.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/11/14/120000720/diet-dubrow-alternatif-keto-dengan-pola-makan-berbeda-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com