Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Alasan Harga Keju Parmesan Begitu Mahal...

Perlu diketahui, keju terdiri dari beberapa jenis, seperti parmesan, cheddar, mozarella, edam, emmental, brie, dan camembert.

Dari bermacam jenis keju di atas, yang paling mahal ternyata keju jenis parmesan.

Dilansir dari Food Insider, satu gelondong parmesan rata-rata dihargai 1.000 euro atau sekitar Rp 16,573 juta dengan berat 88 pon atau sekitar 44 kg.

Berikut beberapa faktor yang membuat parmesan ini lebih mahal dari jenis keju lainnya.

Untuk membuat parmesan berkualitas baik, dibutuhkan sekitar 31 galon susu sapi murni dari Italia.

Dalam setahun, rata-rata di Italia menghasilkan 3,6 juta gelondong keju dan membuat indstri pembuatan keju menghasilkan 2,2 juta euro atau sekitar Rp 36,6 triliun.

Ini membuat parmesan menjadi salah satu produk eksport terbesar di Italia.

Baca: Konsumsi Keju Tak Menaikkan Kadar Kolesterol?

Sejak dulu tempat pengolahan keju parmesan, Parmagiano Reggiano di daerah Parma dan Reggio Emilia, Italia Utara, mewarisi resep pembuatan jenis keju bertekstur keras ini dengan tiga bahan dasar, yakni susu sapi murni, garam, dan sisa-sisa keju.

Ada sekitar 329 produsen susu di dunia yang bersertifikat untuk memproduksi parmesan. Mereka mendirikannya di lokasi yang sama, karena adanya bakteri baik untuk pencernaan sapi.

Pimpinan Parmagiano Reggiano, Nicola Bertinelli mengungkapkan bahwa dalam pembuatan parmesan dalam satu gelondong ada proses pencampuran susu sapi segar dengan susu skim lama yang disatukan dalam tong besar.

Setelah kedua susu tadi tercampur, kemudian ditambahkan enzim untuk proses fermentasi sambil diaduk-aduk hingga muncul endapan di permukaan yang menyerupai yogurt.

Kemudian, seorang ahli keju memisah-misah permukaan yogurt ini dengan alat yang disebut pino.

Setelah menjadi agak mencair, susu fermentasi tadi direbus sekitar 5 menit dengan suhu sekitar 38-55 derajat Celcius.

Selama proses memasak, indikasi bakteri jahat menjadi berkurang dan dimungkinkan bakteri baik masih bertahan hidup di dalam susu.

Dalam proses pemasakan ini, terdapat endapan di dasar tong yang berbentuk padat dengan berat sekitar 220 pon atau sekitar 110 kg.

Susu padat ini kemudian diangkat dengan kain agar bentuknya tidak pecah dan mudah diangkat.

Logo-logo ini tersusun dari titik-titik yang membentuk huruf yang menjadi bukti kepada masyarakat bahwa keju ini dibuat di tempat yang sama.

Selain itu, di permukaan parmesan ini juga dibubuhi ID yang berbentuk kode QR. Kode QR ini menginformasikan kepada masyarakat tentang kandungan protein dan lokasi pembuatan dalam parmesan ini.

Setelah empat hari, salah satu tulisan stensil ini dihapus dan keju gelondongan ini diapungkan selama 19 hari dalam dua wadah yang membuat keju lebih tahan lama.

Disusunnya keju-keju ini di sebuah rak, dinamakan proses pematangan, dan rata-rata proses ini membutuhkan waktu selama 2-10 tahun.

Semakin lama proses pematangan, maka harga parmesan semakin mahal. Biasanya, parmesan yang dijual di supermarket itu lamanya waktu pematangan sekitar 3 tahun.

Keju parmesan dengan tingkat kematangan tiga tahunan ini, biasanya dijual dengan harga 13 Euro atau sekitar Rp 216.000 tiap 0,5 kg.

Tingginya harga ini menyebabkan tidak adanya pasar gelap yang menjual produk parmesan palsu.

Pihak Parmigiano-Reggiano menjadi salah satu brand yang melawan pemalsuan keju. Keju produksinya juga dilindungi dengan lisensi dari Eropa.

Keju Parmesan yang telah dipotong balok, dalam kemasannya ada logo Parmigiano-Reggiano dan logo asli perlindungan keju dari Eropa.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/11/23/164857420/5-alasan-harga-keju-parmesan-begitu-mahal

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com