Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ibu Cicipkan Wasabi ke Anak Batita, Polemik Bermunculan...

Hal itu diabadikan dalam sebuah video singkat yang kemudian diunggah oleh sang ibu ke media sosialnya pada awal tahun lalu.

Sebelum benar-benar memberikan wasabi pada anak, ibu itu mempersilakan Ros untuk mencium bau wasabi terlebih dahulu. Setelah itu, ia memberikan sedikit wasabi dengan sebuah sumpit, Ros pun memakan sedikit dari jumlah yang diberikan ibunya.

Namun, penghuni media sosial meramaikan unggahannya dengan beragam komentar, baik positif maupun negatif.

Dituduh melecehkan anak

Seperti dikutip dari Independent, salah satu komentar negatif yang paling mengena adalah ketika si ibu disebut melakukan pelecehan terhadap anaknya sendiri dengan menyuapkan sedikit wasabi yang memiliki rasa pedas khas tersebut.

"Seseorang perlu melaporkan video ini ke pihak berwajib atas pelecehan terhadap anak! Wasabi itu pedas, dan ketika pedasnya membakar mulut itu bisa membuat si anak tersedak,” kata sebuah akun di kolom komentar.

Disebut melecehkan karena sang ibu tetap memberikan wasabi kepada Ros padahal sang anak sudah menolaknya dan mengatakan "tidak".

Selain itu, karena si ibu tertawa saat Ros sudah mencicipi rasa wasabi dan anak itu terdengar mengucapkan "tolong". Ya, dia merasa pedas atas secuil kecil wasabi yang masuk ke mulutnya.

Namun, di sisi lain banyak juga yang menyebut hal ini tidak masalah dan merupakan hal yang wajar.

Seorang ibu akan banyak memperkenalkan berbagai rasa baru kepada anaknya yang baru belajar mengonsumsi makanan selain susu.

Ternyata tidak berbahaya

Pendapat dukungan diutarakan oleh dokter anak, dr Lisa Lewis. Menurut dia, wasabi tidak membahayakan bagi anak. Sebaliknya, mencicipkan wasabi yang memiliki rasa pedas ke anak bisa mendatangkan manfaat tertentu.

Misalnya mengenalkan pada anak aneka rasa yang tidak lezat, sehingga anak akan relatif lebih bisa menerima makanan-makanan sehat untuk bayi yang kebanyakan memiliki rasa hambar.

Kemudian, memakan sedikit wasabi tidak memiliki efek membahayakan apalagi yang berkepanjangan kepada anak-anak.

Sementara menurut situs Parenting Healthy Babies, memberi wasabi kepada anak, dalam jumlah kecil tentunya, tidak membahayakan dan justru memiliki manfaat tertentu.

Wasabi terkenal sebagai anti-inflamasi dan membantu pencernaan. Rasa pedasnya juga bisa membantu mencegah gigi berlubang dan membuang racun-racun dalam tubuh .

Orangtua, khususnya ibu, memang kerap membiarkan sang anak mengenal berbagai macam rasa baru pada masa-masa awal mengenal makanan. Rasa yang diperkenalkan misalnya asam dengan memberinya lemon atau manis dengan menyuapkan madu.

Hal ini lumrah dilakukan, agar sang anak mengetahui berbagai macam rasa makanan dan siap menerima asupan makanan baru untuk memenuhi asupan gizi tubuhnya, selama jumlahnya tidak berlebihan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/03/26/190351120/ibu-cicipkan-wasabi-ke-anak-batita-polemik-bermunculan

Terkini Lainnya

88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
Wellness
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com