Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Memangkas Karbohidrat, Kunci Memiliki Perut Rata?

KOMPAS.com - Banyak orang mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah sedikit karena ingin menurunkan berat badan, termasuk menghilangkan lemak perut yang membandel.

Hal ini memang beralasan. Menurut ahli gizi teregistrasi di Green Chef, Gabby Geerts, mereka yang makan karbohidrat dalam jumlah besar, biasanya berupa makanan olahan dan karbohidrat sederhana, rentan mengalami akumulasi lemak di bagian perut.

Kita mungkin tidak bisa secara spesifik menargetkan untuk menurunkan lemak perut saja, namun memangkas asupan karbohidrat bisa mencegah perut kira semakin membuncit.

Untuk hasil yang lebih nyata, selain memangkas karbohidrat, cobalah meningkatkan metabolisme tubuh sehingga kamu bisa menurunkan berat badan dan menjaganya.

Penyebab lemak perut

Ada banyak hal yang bisa memengaruhi munculnya lemak perut, termasuk stres dan kurang tidur.

Selain itu, asupan karbohidrat juga memiliki peran besar.

"Karbohidrat adalah sumber utama energi untuk tubuh, dihancurkan dan diubah menjadi glukosa oleh sel tubuh," kata Gabby.

Jika kita mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat dari jumlah yang diperlukan, tubuh kita akan mengubahnya menjadi glikogen, bentuk cadangan energi.

Jika kita masih mengkonsumsi terlalu banyak karbohidrat bahkan ketika kapasitas cadangan glikogen sudah berlebih, tubuh akan mengubahnya menjadi lemak.

Insulin, sebagai hormon penghantar glukosa ke sel-sel tubuh, juga akan berkurang efektivitasnya jika kita terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat.

Artinya, jika kita terus menerus mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat, tubuh akan mengalami resistensi insulin.

"Efisiensi insulin akan terus menurun dan akan lebih banyak energi disimpan sebagai lemak," jelas Gabby.

Jadi, jika kamu bertanya-tanya mengapa berat badanmu naik dan bagian tengah tubuhmu membuncit, maka lihatlah kembali pola makanmu.

Catatlah asupan karbohidrat yang dikonsumsi, perhatikan tipe karbohidrat yang dikonsumsi, ukuran porsi, hingga apapun yang dianjurkan ada pada piring makan.

"Menambah makanan kaya lemak sehat dan protein akan membantu kita menurunkan penyerapannya dan menjaga level gula darah tetap stabil," katanya.

Maka memantau kembali jumlah asupan karbohidrat dalam sehari bisa saja menjadi lompatan awal.

Polisakarida pada karbohidrat kompleks akan lebih lama untuk dihancurkan, karena memiliki rantai sakarida ganda.

"Proses metabolisme ini akan lebih lama karena menjaga sekresi insulin dan level gula darah tetap stabil," kata Gabby.

Sebaliknya, karbohidrat sederhana, seperti makanan kemasan yang diproses atau biji-bijian, memiliki serat yang lebih rendah, tinggi gula dan dicerna lebih cepat.

Menurunkan berat badan dengan diet rendah karbohidrat

Jumlah karbohidrat yang harus dikonsumsi setiap harinya berbeda-beda bagi sebagian orang.

Pelatih tersertifikasi NASM dan penulis buku "Just Your Type The Ultimate Guide to Eating and Training Right for Your Body Type", Phil Catudal, menjelaskan, pada umumnya 45-65 persen makanan harian datang dari karbohidrat.

Ketika kita hendak memangkas asupan karbohidrat, Gabby merekomendasikan agar menjaga angkanya tetap di bawah 40 persen dan menggunakan jurnal makanan untuk menjaga hal yang kamu lakukan berjalan sesuai target.

"Jika kamu makan 1.800 kalori per hari, jaga asupan karbohidrat maksimal 720 kalori setiap harinya. Ini sama dengan 180 gram karbohidrat (empat kalori per gram)," kata dia.

Formula ini akan membantumu menjaga berapa banyak kalori yang harus dikonsumsi setiap harinya untuk bisa menurunkan berat badan.

Kamu juga mungkin mulai menyadari pentingnya membatasi karbohidrat tak terlihat, seperti buah-buahan dan biji-bijian utuh. Buah, misalnya, memiliki konsentrasi fruktosa atau gula alami yang tinggi.

Gabby mengingatkan, pastikan kamu juga memahami porsi sajian sehingga tidak mengkonsumsinya terlalu banyak.

Namun, karena kedua sumber tersebut merupakan sumber serat yang tinggi, kamu bisa menggabungkannya dengan sayur-sayuran segar untuk diet rendah karbohidrat guna memastikan asupan seratmu cukup sekaligus menghindari penyakit pencernaan.

Sementara itu, Phil mejelaskan bahwa memangkas karbohidrat bisa saja cukup signifikan memenurunkan berat badan di atas timbangan.

Namun, berat yang hilang bisa saja berat air dan glikogen, energi yang disimpan dalam otot setelah karbohidrat.

Jadi, turunkan asupan karbohidrat secara perlahan, mulai dari memangkas 45 persen dalam sehari lalu meningkatkannya secara perlahan.

Cobalah pantau reaksi tubuhmu. Kamu mungkin mengalami penurunan berat badan yang lambat, namun kamu bisa menurunkan lebih banyak berat lemak daripada berat air.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/04/02/070700820/memangkas-karbohidrat-kunci-memiliki-perut-rata

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com