Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Pangan Sedunia, Konsumsi Makanan Sehat dan Tidak Berlebihan

KOMPAS.com – Setiap tanggal 16 Oktober, dunia memperingati Hari Pangan Sedunia (World Food Day). Dalam beberapa tahun terakhir isu tentang sisa makanan yang dibuang dianggap jadi alasan moral dan teknis mengapa kelaparan dan malnutrisi sulit dihilangkan secara global.

Tema Hari Pangan Sedunia yang diangkat tahun ini adalah “Our Actions Are Our Future. Healthy Diets for a #ZeroHunger World”, atau Aksi Kita adalah Masa Depan Kita, Pola Makan Sehat untuk Dunia Tanpa Kelaparan.

Pada tahun 2011, Badan Pangan dan Pertanian (FAO) mengeluarkan laporan yang mengejutkan. Disebutkan bahwa sepertiga makanan yang diproduksi secara global tidak pernah dimakan.

Dalam 8 tahun terakhir ini belum banyak perbaikan nyata yang terlihat. Di antara tumpukan sampah, kita bisa melihat sebagian besarnya merupakan sampah makanan.

Sementara itu, data FAO terbaru menyebutkan, 820 juta orang menderita kelaparan dan lebih dari 40 juta anak-anak berusia balita mengalami kegemukan.

Temuan lainnya adalah satu dari tiga orang di dunia mengalami obesitas dan tipe malnutrisi lainnya. Jika situasinya tidak diubah, angkanya akan menjadi satu dari dua, di tahun 2025.

Secara umum FAO menekankan bahwa fakta-fakta malnutrisi itu, baik kegemukan atau kelaparan, berkaitan erat dengan pola makan yang tidak sehat. Manusia modern mengonsumsi makanan yang kurang beragam, kurang bergizi, dan tidak berimbang.

Bicara soal asupan yang tidak berimbang, selain faktor gizi, tak sedikit orang yang makan secara berlebihan dan akhirnya membuang makanan sisa yang tidak dimakan.

Economist Intelligence Unit, lembaga riset milik majalah The Economist tahun 2016 menyebutkan, Indonesia merupakan negara pembuang sampah makanan nomor dua terbesar di dunia, setelah Arab Saudi.

Satu orang Indonesia diperkirakan membuang makanan sebanyak 300 kilogram (kg) dalam setahun. Kita mungkin tidak yakin dengan angka itu. Kita bisa memperdebatkan angka ini. Anggap saja makanan yang kita buang seperenam dari itu misalnya, 50 kg per orang.

Silakan dikalikan dengan jumlah penduduk, bukankah tetap besar?

Ada banyak cara yang bisa kita lakukan sebagai individu untuk mengurangi sampah makanan. Dimulai dengan menekankan gaya hidup yang sederhana, mensyukuri berkat makanan dengan cara tidak menyia-nyiakannya.

Habiskan setiap makanan yang kita ambil dengan cara mengambil secukupnya sesuai porsi kita. Makan secukupnya bukan cuma akan berdampak positif bagi kesehatan, tapi kita juga tidak harus membuang sisa makanan di piring.  Karena apa yang kita buang bisa jadi sebenarnya merupakan hak mereka yang miskin dan kelaparan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/10/17/124143720/hari-pangan-sedunia-konsumsi-makanan-sehat-dan-tidak-berlebihan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com