Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Lazy Keto, Diet Keto yang Lebih Fleksibel

KOMPAS.com - Diet keto mungkin menjadi salah satu diet atau pola makan yang paling populer di dunia.

Meski memiliki banyak pengikut, banyak pula yang mengkritik diet keto dan menganggapnya sebagai bentuk diet yang sulit untuk diikuti secara konsisten.

Singkatnya, pelaku diet keto menghitung gizi makro yang dikonsumsinya secara rutin dan memastikan mereka mengonsumsi lemak dan protein dalam jumlah besar.

Di saat yang sama, pelaku diet keto juga perlu mengurangi asupan karbohidratnya.

Namun, ada satu versi berbeda dari diet keto, yakni "lazy keto". Kamu mungkin belum pernah mendengar istilah ini, namun ternyata lazy keto juga punya pengikut yang cukup banyak.

Seperti apa yang dimaksud lazy keto?

Pada diet keto klasik, pelakunya diminta mengatur asupan gizi makro mereka dengan detail 65-85 persen lemak, 15-35 persen protein dan 0-10 persen karbohidrat.

Angka ini biasa diartikan tidak lebih dari 50 gram karbohidrat, sekitar 1-1,8 gram protein per kilogram massa tubuh dan sisanya lemak untuk memenuhi kebutuhan kalori per hari.

Namun, pelaku lazy keto tak perlu terlalu khawatir dengan hitung-hitungan lemak dan protein.

Menurut ahli gizi dan penulis The Little Book of Game-Changers, Jessica Cording, M.S., R.D., dalam lazy keto pelakunya hanya perlu menjaga asupan karbohidrat harian antara 20-50 gram per hari.

"Artinya pada lazy diet pelakunya tidak perlu terobsesi menghitung gizi makro lainnya," kata Cording.

Menjadi pro dan kontra apakah lazy keto masih dapat dikategorikan "keto" karena hanya mengawasi asupan karbohidrat.

Sebab, tidak jelas apakah pelaku lazy keto juga mencapai fase ketosis.

Adapun fase ketosis adalah kondisi ketika tubuh mulai memproduksi keton (senyawa organik yang dapat digunakan tubuh untuk diubah menjadi energi) dan membakar lemak untuk energi ekstra.

Namun, tidak berarti kamu tidak dapat mencapai ketosis dengan lazy keto. Kamu hanya mungkin tidak mencapai ketosis sebanyak diet keto klasik.

"Hanya saja, diet ini mungkin juga hanya disebut diet rendah karbohidrat," kata penulis The Small Change Diet, Keri Gans, R.D.

Selain dari hal penghitungan gizi makro, jenis makanan lazy keto cenderung sama seperti diet keto klasik.

Tetapi, Cording menyebutkan sayur-sayuran seperti tomat, terong, brokoli, kol, hingga sumber protein seperti ayam, daging, salmon, serta sumber lemak seperti minyak zaitun, alpukat dan kacang-kacangan adalah opsi yang baik untuk pelaku diet keto.


Manfaat lazy keto

Menurut sejumlah pakar, bentuk baru dari diet keto ini memiliki sejumlah manfaat. Beberapa di antaranya adalah lebih longgar daripada keto, sehingga cenderung tidak terlalu menyebabkan stres, penghitungan gizi makro lebih mudah, memiliki manfaat sama seperti diet keto klasik, dan cenderung lebih bertahan lama daripada diet keto klasik.

Nah, jika kamu ingin mencoba opsi yang lebih minim stres ketimbang diet keto klasik, lazy keto bisa menjadi titik awal.

Namun, jika target yang ingin kamu capai adalah ketosis, menerapkan lazy keto mungkin tidak bisa membantumu secara efektif untuk mencapainya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/05/20/060500020/mengenal-lazy-keto-diet-keto-yang-lebih-fleksibel

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com