Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kondisi yang Berbahaya untuk Melakukan Diet Puasa

KOMPAS.com - Diet intermittent fasting atau diet puasa belakangan tengah digandrungi masyarakat. Salah satu alasannya karena diet ini bisa menurunkan berat badan dalam waktu singkat tanpa "tersiksa".

Ada tiga metode yang dikenal dalam diet puasa. Pertama, 5 : 2 yaitu makan normal selama lima hari dan dua hari kemudian puasa dengan mengonsumsi makanan hanya 500-600 kalori.

Metode kedua adalah puasa 24 jam tanpa mengonsumsi apapun. Dalam satu minggu, metode ini biasanya dilakukan satu sampai tiga kali.

Metode ketiga adalah time restricted atau jendela makan. Dengan metode ini, seseorang hanya makan 8-12 jam saja.

Dijelaskan oleh dokter spesialis gizi klinis, Juwalita Surapsari, dasar pemikiran pola diet ini adalah membakar lemak lebih banyak ketika puasa.

"Diet ini boleh dilakukan tapi dalam jangka pendek. Kalau jangka panjang sulit," kata Juwalita dalam suatu acara diskusi bertajuk Weight Loss Diet: Mana yang Terbaik? yang diadakan secara virtual, Rabu (14/10/2020).

Efek jangka panjang

Menurut Juwalita, efek jangka panjang dari diet puasa belum diketahui secara pasti. Sebab penelitian yang dilakukan pun masih jangka pendek, maksimal dua tahun.

Kendati demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan diet puasa.

Diet ini tidak diperbolehkan untuk mereka yang memiliki diabetes karena memiliki risiko hipoglikemia.

Selain itu, diet puasa juga bisa membuat massa otot menurun karena resting metabolic rate turun. Begitu juga dengan resting energy expenditure.

"Saat puasa panjang, massa otot menurun karena protein otot dipecah dijadikan gula. Kerugiannya susah lagi menurunkan berat badan, jadi mudah gemuk," ujar dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah itu.

Tapi dikatakan oleh Juwalita, untuk beberapa orang diet ini bisa dicoba. Misalnya perempuan yang akan menikah dalam waktu 3-6 bulan lagi dan ingin menurunkan berat badan dalam waktu singkat.

Selain itu diet puasa juga cocok untuk orang-orang yang tidak ingin pantang makanan tertentu.

"Mereka tetap bisa makan apapun dan menurunkan berat badan sebanyak 2,5 - 9,9 persen, termasuk massa ototnya juga turun," imbuh Juwalita.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/14/143614420/kondisi-yang-berbahaya-untuk-melakukan-diet-puasa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com