Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Langkah Sederhana Memulai Gaya Hidup Minimalis dari Lemari Pakaian

KOMPAS.com - Gaya hidup minimalis menjadi topik yang cukup hangat diperbincangkan dalam beberapa waktu terakhir. Di Indonesia, topik itu mulai lebih banyak dilirik setelah kemunculan Marie Kondo dan metode beres-beresnya.

Memulai gaya hidup minimalis bisa dimulai dengan langkah yang sederhana, misalnya dimulai dari lemari pakaian. Seperti, menyingkirkan pakaian-pakaian yang jarang dipakai dan menyisakan yang paling penting.

Pilihan pakaian yang lebih sedikit juga lebih menyederhanakan pengambilan keputusan ketika kita hendak menggunakannya. Itu tentu memangkas waktu dan energi yang biasa terbuang untuk memilih pakaian.

Meski terdengar sederhana, namun praktiknya tidak semudah itu, lho. Empat langkah sederhana berikut bisa kamu coba jika inginmencoba menerapkan gaya hidup minimalis mulai dari lemari pakaian.

1. Pahami kebutuhan harian
Dilansir New Idea, kita harus memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang kita butuhkan dari segi gaya.

Coba perhatikan kehidupanmu sehari-hari dan tentukan jenis pakaian yang benar-benar kamu butuhkan.

Misalnya, jika kamu bekerja di kantor, maka beberapa pilihan pakaian kantoran mungkin adalah yang paling kamu butuhkan.

Kemudian, jika kamu memiliki gaya hidup yang lebih aktif, kamu membutuhkan pakaian yang dapat memudahkanmu untuk banyak bergerak.

Jika sering bepergian, maka kamu memerlukan pakaian yang ringan, nyaman, dan mudah dikemas, dan lain sebagainya.

Jangan lupa pula untuk mempertimbangkan masalah lingkungan, seperti cuaca. Jika kamu tinggal di tempat yang panas, tentu tidak ada gunanya menyimpan banyak jaket tebal, bukan?

2. Pembersihan
Marie Kondo menggunakan teknik sederhana untuk menilai apakah dia benar-benar perlu menyimpan suatu barang, yakni dengan bertanya pada dirinya sendiri apakah barang itu masih memancarkan kegembiraan (sparking joy).

Bagi Kondo, kegembiraan adalah perasaan yang tidak bisa dia jelaskan, yang bisa didapatkan ketika dia menyentuh, melihat atau menggunakan suatu objek.

Jika percikan kegembiraan itu tidak dirasakannya, maka Kondo akan melepaskannya.

Jika kamu memiliki setumpuk pakaian yang kamu masih bingung akan melepaskannya atau tidak, sisihkan saja dulu. Kemudian, kembali lagi nanti dan melihatnya lagi satu-satu.

Jika masih bingung, kamu bisa menanyakan beberapa pertanyaan berikut pada dirimu sendiri:

  • Kapan terakhir kali aku memakai pakaian ini? Terkadang, kita terikat pada pakaian hanya karena alasan sentimental, meskipun kita tidak memakainya selama berbulan-bulan. Cara praktisnya adalah menyingkirkan barang-barang yang dirasa tidak perlu dipakai selama lebih dari enam bulan.
  • Apakah masih muat? Tidak hanya untuk saat ini, namun kamu juga perlu mengingat perencanaan ke depan. Misalnya, jika kamu berencana diet dan nanti ukuran tubuhmu akan lebih kecil, maka pakaian yang sekarang tidak muat mungkin nantinya akan kamu butuhkan.
  • Apakah berguna untuk saat ini atau acara tertentu? Tidak semua pakaian akan berguna setiap hari, tetapi bukan berarti kita harus langsung membuang gaun, jas atau pakaian renang kita. Pakaian masih bisa dipertahankan jika mereka memiliki tujuan untuk digunakan pada momen tertentu.

Nah, setelah kamu selesai memilah tumpukan pakaian yang akan dilepaskan, carilah tempat yang menerima sumbangan pakaian bekas. Jangan membuang pakaianmu begitu saja, karena salah satu tujuan hidup minimalis adalah keberlanjutan.

Ingat, bukan hanya mengurangi. Sebaliknya, kita membuat sebuah pakaian dapat digunakan kembali dan didaur ulang sebanyak mungkin.

3. Mencari tahu gaya pribadi
Di awal kita sudah mencari tahu tentang kebutuhan sehari-hari. Nah, sekarang saaynya mencari tahu apa yang kita inginkan dari pakaian yang ada.

Pertimbangkan memakai pakaian yang membuatmu menjadi versi diri sendiri yang terbaik, termasuk ketika memilih jenis kain, warna dan ukuran yang pas.

Pada tahap ini, kamu perlu memutuskan apakah kamu lebih memilih warna netral daripada warna-warna mencolok, lebih suka pakaian flowy daripada yang ketat, atau lebih suka gaya sporty daripada gaya boho yang chic.

Tren datang dan pergi, tetapi memiliki gaya pribadi yang khas membantumu tampil dalam versi terbaik, sekaligus memudahkanmu ketika mengambil pakaian dari lemari.

4. Merawat pakaian yang dimiliki
Lemari pakaian yang minimalis hanya efektif jika kamu merawat pakaian dengan baik. Jika tidak, kamu harus membeli lebih banyak pakaian baru untuk menggantikan pakaian yang rusak. Pada akhirnya, kondisi itu mengalahkan tujuan keseluruhan latihan.

Untuk jumlahnya, setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda. Cobalah untuk mengaturnya secara detail, termasuk mengatur jumlah pakaian dalam, kaos kaki, hingga scarf jika kamu gemar mengenakan aksesori atau menggunakan hijab.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/16/110000820/4-langkah-sederhana-memulai-gaya-hidup-minimalis-dari-lemari-pakaian

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com