Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hati-hati, Menelan Biji Apel Ternyata Bisa Berakibat Fatal

Komponen menyehatkan seperti antioksidan, vitamin dan serat tentu sangat baik untuk dikonsumsi secara rutin.

Kebanyakan orang tidak mengkonsumsi apel dengan bijinya karena rasanya yang pahit.

Namun, beberapa orang memakannya sesekali, tidak sengaja menelannya atau minum jus mengandung biji yang telah dilumatkan.

Tapi, tahukah kamu bahwa biji apel ternyata bisa memunculkan racun yang mematikan?

Menurut Medical News Today, apel memiliki lima kantong biji, dengan jumlah biji yang bervariasi di setiap kantong.

Biji apel mengandung senyawa tanaman yang disebut amygdalin, yang dapat memiliki efek racun.

Amygdalin adalah bagian dari pertahanan kimiawi biji.

Tidak berbahaya jika biji tertelan ketika masih utuh. Tetapi, jika biji dikunyah atau rusak, amygdalin akan terurai menjadi hidrogen sianida.

Hidrogen sianida sangat beracun dan bahkan mematikan dalam dosis tinggi.

Amygdalin ada dalam jumlah yang relatif tinggi pada buah-buahan dengan biji dalam keluarga Rosaceae, seperti apel, almond, aprikot, persik, dan ceri.

Sianida bekerja dengan mengganggu pasokan oksigen sel dan dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kematian dalam beberapa menit.

Makan atau minum senyawa tanaman sianogen dapat menyebabkan keracunan sianida pada manusia.

Gejala ringan keracunan sianida dapat meliputi:

Keracunan akut dapat menyebabkan penurunan kesadaran, tekanan darah tinggi, kelumpuhan, koma, dan dalam beberapa kasus dapat berakibat fatal.

Namun, berapa banyak biji yang dianggap membahayakan?

Senyawa beracun dalam biji apel bisa menjadi mematikan bergantung pada pada berat badan seseorang, kempuan toleransinya dan jenis apel.

Memakan sedikit biji apel tidak berbahaya. Namun, makan atau minum biji yang dihancurkan dalam jumlah besar bisa berakibat fatal.

Berdasarkan ulasan tahun 2015, kandungan amygdalin dalam 1 gram biji apel berkisar antara 1-4 miligam, tergantung jenis apelnya.

Namun, jumlah sianida yang berasal dari biji jauh lebih rendah.

Dosis mematikan hidrogen sianida berkisar antara 50-300 miligram.

Biji apel berpotensi melepaskan 0,6 mg hidrogen sianida per gram. Artinya, seseorang akan mengembangkan keracunan sianida akut jika memakan 83-500 biji apel.

Dengan kata lain, mengonsumsi biji apel bisa berakibat fatal atau setidaknya menyebabkan penyakit.

Namun, memakan biji dalam satu buah apel tidak akan menimbulkan masalah kesehatan.

Meski begitu, para ilmuwan merekomendasikan untuk tidak memakan biji apel dan membuangnya sebelum membuat jus apel karena kandungan amygdalinnya yang tinggi.

Menelan biji apel utuh mungkin tidak akan menimbulkan gejala apa pun. Sebab, lapisan biji melindunginya dari enzim pencernaan dan biji dapat melewati sistem pencernaan tanpa rusak.

Meskipun demikian, membuang bijinya sebelum mengonsumsi apel atau memberikannya kepada anak-anak akan menjadi opsi yang lebih baik.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/10/100109820/hati-hati-menelan-biji-apel-ternyata-bisa-berakibat-fatal

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com