Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Catat, Ini Menu Sarapan yang Harus Dihindari Penderita Gerd

Refluks asam terjadi karena katup di ujung kerongkongan tidak menutup saat makanan sampai di perut, tepatnya di lower esopgageal sphincter (LES) atau sfingter esofagus bagian bawah.

Akibatnya, asam lambung mengalir kembali melalui kerongkongan ke tenggorokan.

Penderitanya pun bisa sampai merasakan rasa asam di mulut.

Pemilihan makanan dan minuman yang dikonsumsi juga memengaruhi kekambuhannya.

Oleh karena itu, penderita Gerd perlu memerhatikan apa yang masuk ke dalam mulut, termasuk di waktu sarapan.

Gejala refluks asam bisa dipicu oleh sejumlah makanan, terutama makanan pedas, berlemak, digoreng, cokelat, makann berbasis tomat, bawang, kopi, alkohol, hingga buah-buahan sitrus.

Untuk lebih lengkapnya, berikut menu sarapan yang perlu dihindari para penderita Gerd:

1. Makanan
Menurut Verywell Health, hindari menu sarapan dengan daging tinggi lemak, seperti sosis. Telur yang masak dengan cara digoreng dengan mentega atau minyak juga sebaiknya dihindari karena tinggi lemak.

Tak hanya itu, beberapa menu dengan telur juga dimasak menggunakan bawang merah atau cabai.

Kue-kue seperti donat juga sering kali tinggi lemak, sehingga jika mau mengonsunsinya pilihlah opsi rendah lemak.

Faktor lainnya yang perlu diperhatikan selain jenis makanan adalah porsinya.

Penderita Gerd disarankan untuk makan dalam porsi kecil, karena makan dalam porsi besar atau makanan tinggi kalori bisa memicu refluks asam.

2. Minuman
Minuman sering kali menjadi pendamping menu makanan ketika sarapan.

Menurut LiveStrong, sebaiknya menghindari kopi atau teh untuk pendamping menu sarapan.

Sebab, keduanya berpotensi memperburuk gejala Gerd.

Menurut American Society for Gastrointestinal Endoscopy, kopi bisa mengendurkan LES.

LES memberikan pembatas antara esofagus dan perut.

Jika LES mengendur, maka cairan pencernaan yang asam bisa bocor ke kerongkongan, menyebabkan peradangan dan iritasi.

Selain minuman berkafein, minuman mengandung alkohol juga berpotensi memicu gejala refluks asam.

Buah dan jus juga merupakan dua menu sarapan yang cukup umum dan bagi kebanyakan orang, menu tersebut cukup menyehatkan.

Namun, buah dan jus tertentu dianggap memiliki sifat asam, seperti jeruk, nanas dan jus tomat.

Mengkonsumsinya ketika sarapan bisa memicu gejala refluks asam dengan mengiritasi esofagus yang sudah meradang.

Asam dalam buah dan jus tersebut juga dapat mengaktifkan pepsin, enzim yang ditemukan dalam cairan lambung dan bertanggung jawab untuk memecah protein.

Menurut Triological Society, setiap pepsin yang diaktifkan di kerongkongan dapat merusak lapisannya.

Oleh karena itu, sebaiknya hindari buah atau jus yang memperparah gejala.

Apel, pisang, alpukat, semangka, melon, dan pir adalah contoh buah dengan asam rendah yang mungkin bekerja lebih baik.

Minum susu juga bisa menjadi alternatif karena cenderung ditoleransi dengan baik.

Namun, susu rendah lemak atau susu tanpa lemak mungkin menjadi pilihan yang lebih baik daripada susu murni.

Makanan alkali juga dapat mengurangi keasaman lambung, termasuk susu nabati seperti almond dan kedelai.

Meski begitu, diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan keefektifan pendekatan ini.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/18/095914420/catat-ini-menu-sarapan-yang-harus-dihindari-penderita-gerd

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com