Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspadai 6 Efek Berbahaya Diet Tanpa Karbohidrat

KOMPAS.com - Menghilangkan karbohidrat dari menu makanan sehari-hari memang dapat memicu penurunan berat badan yang cukup besar.

Namun, sayangnya diet rendah karbohidrat juga dapat memiliki beberapa dampak buruk bagi tubuh, mulai dari masalah pencernaan hingga peningkatan risiko penyakit kronis.

Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut, mari lihat enam efek diet tanpa karbohidrat seperti yang dilansir dari laman Eat This Not That berikut ini.

1. Mengalami sembelit

Ketika kita memotong banyak sumber karbohidrat berserat tinggi seperti sayuran dan biji-bijian tertentu dari makanan, saluran pencernaan mungkin tidak akan bekerja seefektif biasanya.

Efeknya, saluran pencernaan kita mudah terganggu sehingga menyebabkan konstipasi atau sembelit.

Hal tersebut juga telah dibuktikan oleh sebuah studi pada tahun 2015 yang diterbitkan dalam The Journal of Pediatrics.

Studi tersebut menemukan, sebanyak 65 persen anak-anak dengan epilepsi yang diresepkan diet ketogenik mengalami sembelit sebagai efek sampingnya.

2. Ingatan memburuk

Jika kita merasa sedikit pusing setelah mengurangi asupan karbohidrat, mungkin ini bisa menjadi salah satu efek samping diet ini.

Menurut sebuah studi tahun 2009 yang diterbitkan di Appetite, orang-orang yang mengikuti diet rendah karbohidrat fungsi ingatannya memiliki penurunan.

Sedangkan, orang-orang yang melakukan diet yang lebih seimbang tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan ingatan.

3. Masalah irama jantung

Jantung yang berdebar-debar menjadi tanda fibrilasi atrium atau atrial fibrilasi (AF) yang berbahaya, terutama ketika kita membatasi asupan karbohidrat.

Hal tersebut juga diungkapkan dalam studi tahun 2019 dari American College of Cardiology, bahwa sebanyak 14.000 orang mengalami masalah irama jantung atrial fibrilasi setelah diet rendah karbohidrat.

"Diet rendah karbohidrat dikaitkan dengan peningkatan risiko kejadian atrial fibrilasi, terlepas dari jenis protein atau lemak yang digunakan untuk menggantikan karbohidrat," jelas penulis studi dan ahli jantung, Xiaodong Zhuang, MD, PhD.

4. Kolesterol jahat meningkat

Menurut sebuah studi tahun 2018 yang diterbitkan dalam jurnal Atherosclerosis, individu yang menjalani diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak selama tiga minggu mengalami peningkatan kolesterol jahat.

Bahkan, peningkatan kolesterol jahat tersebut mencapai rata-rata 44 persen jika dibandingkan dengan kelompok kontrol.

5. Meningkatkan risiko kanker usus

Beberapa orang mungkin menjaga asupan sayuran rendah karbohidrat tetapi masih bergantung pada daging olahan sebagai bagian dari rencana diet.

Namun, menambahkan daging olahan dalam menu diet justru meningkatkan risiko kanker usus.

Sebuah penelitian tahun 2015 yang diterbitkan dalam Oncology Reviews menemukan, konsumsi daging merah maupun olahan dapat meningkatkan risiko kanker usus sebanyak 20-30 persen.

6. Risiko batu ginjal meningkat

Jika kita pernah menderita batu ginjal di masa lalu, sebaiknya kita perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai diet rendah karbohidrat atau ketogenik.

Hal tersebut juga dilaporkan sebuah studi tahun 2010 yang diterbitkan dalam Yonsei Medical Journal.

Apabila ternyata diet ketogenik adalah faktor risiko batu ginjal sehingga harus dilakukan dengan hati-hati bagi yang memiliki masalah kesehatan ginjal.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/12/072131520/waspadai-6-efek-berbahaya-diet-tanpa-karbohidrat

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com