Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Alasan Telur Jadi Menu Andalan Diet DEBM

Dalam buku bertajuk "DEBM: Diet Enak, Bahagia & Menyenangkan" (2018), pencetus diet DEBM, Robert Hendrik Liembono menjelaskan, diet DEBM adalah singkatan dari Diet Enak Bahagia dan Menyenangkan.

Pada dasarnya, ini merupakan diet rendah karbohidrat, tinggi lemak dan protein.

Telur menjadi salah satu makanan andalan dalam menu diet DEBM. Apa alasannya?

1. Praktis

Salah satu alasan mengapa Robert sering mempromosikan telur untuk menu diet DEBM adalah karena alasan kepraktisan.

Selain mudah didapat dan harganya terjangkau dibandingkan sumber protein hewani lainnya, telur juga mudah diolah menjadi berbagai menu masakan.

Telur rebus dalam cangkang bisa bertahan sekitar dua hari, apalagi jika disimpan di dalam kulkas.

Bagi Anda yang malas memasak, telur bisa menjadi pilihan makanan yang tidak mudah rusak.

Anda bisa merebus lima telur rebus dalam satu waktu.

Beberapa cara pengolahan telur juga terbilang sederhana, seperti dibuat menjadi telur dadar, telur mata sapi, hingga kreasikan dengan berbagai bahan masakan lain dan bumbu-bumbu.

"Telur adalah bahan makanan yang praktis, asal punya penggorengan, kasih minyak, pecahkan...protein siap tersedia," tulisnya.

2. Tinggi nutrisi

Satu butir telur (50 gram) mengandung sekitar 5 gram lemak, dengan 1,6 gram lemak jenuh dan 2,7 gram lemak tak jenuh, serta 6-6,5 gram protein.

Menyertakan telur dalam pola makan harian membuat kita lebih mudah memenuhi kebutuhan protein harian. Termasuk pada diet DEBM yang menerapkan pola makan rendah karbohidrat dan tinggi protein.

Sekadar gambaran. Misalnya, jika berat badan Anda 60 kg dan hanya makan telur seharian untuk sumber protein, dibutuhkan sekitar sembilan butir telur untuk memenuhi kebutuhan protein harian.

Selain itu, telur juga merupakan salah satu sumber vitamin D alami. Vitamin D memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, termasuk berkaitan dengan anti-kanker.

Telur juga tinggi kandungan asam amino. Hanya ASI yang memiliki kualitas asam amino lebih tinggi daripada telur.

3. Murah dan mudah didapatkan

Dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya, telur dapat dikatakan memiliki harga yang terjangkau.

Anda juga bisa mendapatkan telur di mana saja, mulai dari warung sayur, pasar, minimarket, hingga supermarket.

Jika memasak telur tak memungkinkan, telur matang juga mudah didapatkan di banyak tempat.

"Telur matang bisa dibeli di tukang bubur, nasi goreng, pempek, tukang nasi kuning, warung tegal, restoran, bahkan warung fastfood juga ada menu telur," tulis Robert.

4. Fleksibel dikreasikan

Telur sangat mudah dikreasikan. Jika tak punya banyak waktu, Anda bisa merebusnya atau mengolahnya menjadi telur dadar atau telur mata sapi.

Jika ingin menu yang lebih nikmat, Anda bisa mengkreasikannya dengan menambah bahan masakan lain, seperti daun bawang dan seledri untuk telur dadar, atau mengolah telur rebus menjadi menu telur balado.

Untuk sarapan, misalnya, Anda bisa mengonsumsi dua butir telur rebus bersama buncis dan sate tanpa bumbu.

Namun, selain telur, Anda juga disarankan untuk mengonsumsi sumber protein hewani lainnya, seperti ikan, daging ayam, dan daging sapi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/30/121838520/4-alasan-telur-jadi-menu-andalan-diet-debm

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com