Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketahui, 6 Tanda Kita Terlalu Banyak Minum Kopi

National Institute of Mental Health bahkan menyarankan orang-orang yang memiliki kecemasan untuk menghindari kopi.

Alasannya, terlalu banyak minum kopi dapat memperburuk efek kecemasan.

Tak hanya itu, melansir Kompas.com (12/5/2021), beberapa gejala ringan yang mungkin muncul akibat terlalu banyak minum kopi di antaranya berkeringat, mual, muntah, diare, dan cemas.

Kita juga mungkin mengalami sakit kepala, insomnia, jantung berdebar, mudah marah, buang air kecil terlalu banyak, atau otot tremor. Gejala ini biasanya bagi orang yang sudah terbiasa meminum banyak kopi.

Lalu, bagaimana mengetahui kita sudah terlalu banyak minum kopi?

Melansir the Healthy, berikut tanda terlalu banyak minum kopi yang perlu kita perhatikan:

Pada tahun 2017, para ilmuwan Eropa menemukan bahwa senyawa tertentu dalam kopi dapat merangsang sekresi asam lambung oleh sel-sel perut.

Jika menduga kopi adalah penyebab sakit perut yang kita alami, minum obat yang dijual bebas dapat membantu menetralkan asam di perut untuk jangka pendek.

Namun, untuk jangka panjang, pertimbangkan untuk mengubah kebiasaan minum kopi.

Dalam beberapa kasus, jantung berdebar bahkan dapat menyebabkan pusing dan bahkan pingsan.

Menurut sebuah penelitian tahun 2017 di jurnal Frontiers in Psychiatry, 94 persen dokter merekomendasikan pasien yang mengalami gejala ini untuk berhenti mengonsumsi kafein.

Namun, menurut International Foundation for Gastrointestinal Disorders, seseorang mungkin dapat mengalami diare jika mengonsumsi terlalu banyak kopi, misalnya lebih dari tiga gelas sehari.

Setiap orang punya kemampuan toleransi kafein yang berbeda. Namun, jika merasakan rutinitas BAB menjadi tak terkendali, dianjurkan untuk mengurangi konsumsi kafein dan memeriksakan diri ke dokter jika diperlukan.

Bahkan, jika biasanya kebiasaan minum kopi tak memengaruhi rutinitas kita, minuman ini tetap masih bisa merusak siklus tidur kita.

Menurut American Academy of Sleep Medicine, waktu paruh kopi adalah lima jam. Artinya, perlu beberapa jam agar stimulan dalam kopi benar-benar meninggalkan sistem di tubuh kita.

Kondisi ini dapat membuat kita terbangun di malam hari dan mengurangi waktu tidur secara keseluruhan.

Untuk mengatasi masalah ini, cobalah untuk meminum cangkir kopi terakhir paling lambat di sore hari.

Kafein dapat mempercepat sistem saraf pusat dan menyebabkan kita merasa gelisah.

Untuk menghindari gejala ini, cobalah untuk mengurangi konsumsi kopi harian.

Itulah mengapa, kita kerap menemukan kafein di daftar bahan obat sakit kepala yang dijual bebas.

Namun, minum kopi terlalu banyak untuk waktu yang lama, yakni sekitar 500 miligram atau lima cangkir kopi, dapat memicu gejala penarikan kafein.

Menurut peneliti Johns Hopkins, gejala penarikan tersebut termasuk sakit kepala dan kelelahan.

Jika mengalami gejala ini, cobalah mengurangi asupan kafein secara perlahan termasuk melihat kembali semua sumber kafein yang mungkin kita konsumsi, seperti obat sakit kepala, teh, soda, dan minuman energi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/06/16/070908720/ketahui-6-tanda-kita-terlalu-banyak-minum-kopi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com