Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Awas Bikin Gemuk, Ingat 4 Hal Ini Saat Minum Es Kopi Susu

Berbagai kreasi es kopi susu pun dapat kita temukan. Mulai dari variasi pemanis, tambahan rasa, hingga penggunaan topping.

Sayangnya, kebiasaan minum es kopi susu juga bisa menyebabkan kegemukan atau obesitas jika kita tak berhati-hati.

Dr Raissa Edwina Djuanda, MGizi, SpGK mengungkapkan, terlalu banyak konsumsi minuman manis, termasuk es kopi susu, dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas.

Jika kita sudah mengalami obesitas, waspadalah, sebab berbagai risiko penyakit akan mengintai.

"Kalau sudah kena obesitas sebenarnya penyakit lain jadi banyak yang mengikuti, antara lain diabetes, sindrom metabolik, perlemakan hati, kolesterol, hingga kesehatan mental juga bisa, seperti depresi."

"Sekarang juga banyak yang terkena PCOS atau sindrom polikistik ovarium," ungkap Raissa kepada Kompas.com, Rabu (04/08/2021).

Ia menjelaskan, ada banyak sekali variasi minuman kopi yang dapat kita nikmati.

Kopi sebetulnya tak menyebabkan kegemukan jika kita menyajikannya secara tepat.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), rekomendasi asupan gula harian sebaiknya tak lebih dari 50 gram atau empat sendok makan.

Jadi, sebaiknya kita tak menambahkan terlalu banyak gula atau pemanis sehingga kalorinya tak terlalu tinggi.

Beberapa tips minum es kopi susu tanpa bikin gemuk yang dapat kita terapkan, antara lain:

1. Tak menambahkan gula

Kopi tak membuat kita gemuk. Hal yang membuat kita gemuk adalah tambahan pada kopi yang kita konsumsi, seperti krimer, susu, topping, atau krim.

Mengonsumsi kopi hitam tanpa gula adalah opsi terbaik. Namun, jika sulit sekali untuk minum kopi tanpa gula, cobalah untuk mengurangi porsi gula secara perlahan.

Ingatlah bahwa asupan gula harian kita tak hanya dari gula yang kita gunakan pada minuman, tapi juga datang dari makanan yang kita konsumsi.

Pastikan untuk tetap menyadari jumlah asupan gula harian kita agar tidak berlebih.

2. Mengganti jenis susu

Selain gula, sumber kalori lainnya dari es kopi susu adalah dari susu yang ditambahkan ke dalamnya.

Cobalah lebih perhatian dengan jenis susu yang digunakan. Sebab, beberapa es kopi susu bahkan menambahkan krimer atau susu kental manis di dalamnya.

Menurut Raissa, sekalipun kita menggunakan susu sebaiknya pilih jenis rendah lemak (low fat) atau susu skim.

3. Membaca kemasan

Meningkatnya popularitas es kopi susu membuat banyak produsen menciptakan produk sejenis dalam kemasan.

Jika kita mengonsumsinya, pastikan membaca label nutrisi pada kemasan terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya.

"Pilihlah yang gulanya paling sedikit," ujar Raissa.

Menurut dokter yang berpraktik di MMC Hospital dan RSPI Puri Indah itu, seseorang yang sudah mengonsumsi makanan atau minuman manis pasti akan terus mencarinya.

Tanpa disadari, asupan makanan atau minuman manis kita setiap harinya mungkin akan terus bertambah.

Untuk itu, penting untuk tidak membiasakan mengonsumsi minuman manis.

Jika hal ini dirasa sulit, kita bisa mengawalinya dengan mengurangi kebiasaan minum minuman manis menjadi lebih jarang.

Secara bertahap, cobalah beralih ke alternatif yang lebih sehat.

"Boleh mulai belajar minum kopi pahit atau kopi dicampur susu tapi sebaiknya pilih yang rendah lemak atau susu skim dan dengan gula yang seminimal mungkin."

"Karena, gula kan tidak hanya didapat dari minuman saja. Dari makanan sehari-hari pun biasanya sudah ada gula tambahannya juga," ucap Raissa.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/05/115909120/awas-bikin-gemuk-ingat-4-hal-ini-saat-minum-es-kopi-susu

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com