Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Metode Diet Puasa yang Jadi "Primadona"

Pasalnya, metode diet ini diklaim dapat efektif membantu penurunan berat badan, meningkatkan metabolisme tubuh, hingga memperpanjang usia.

Diet puasa pun terdiri dari beberapa metode, mulai dari berpuasa selama sekitar 16 jam hingga berpuasa selang-seling.

Jadi, sebelum melakukan metode ini, sebaiknya kita pahami dulu berbagai metodenya.

Tengoklah, enam metode diet puasa yang terhitung menjadi "primadona" di tengah masyarakat.

1. Metode 16/8

Metode ini membuat kita berpuasa setiap hari selama sekitar 16 jam, dan membatasi waktu makan menjadi delapan jam saja.

Dalam waktu delapan jam itu, kita bisa makan sebanyak 2-3 kali atau lebih.

Metode yang juga dikenal dengan nama protokol Leangains ini dipopulerkan oleh pakar kebugaran Martin Berkhan.

Sebenarnya, metode ini sangat sederhana jika tidak memakan apa pun setelah makan malam dan melewatkan sarapan.

Contohnya, jika selesai makan malam pada pukul delapan malam dan tidak memakan apa pun hingga esok siang, kita telah berpuasa selama 16 jam.

Memang, akan sulit bagi yang terbiasa sarapan. Namun, mereka yang jarang sarapan akan menganggap puasa ini mudah.

Untuk mengurangi rasa lapar, metode ini memperbolehkan kita untuk meminum air, kopi, dan minuman tanpa kalori lainnya selama berpuasa.

Namun, jangan lupa untuk tetap memakan makanan sehat selama periode makan. Metode ini tidak akan berhasil jila kita memakan banyak makanan olahan atau berkalori tinggi.

2. Diet 5:2

Diet yang juga disebut fast diet ini membuat kita makan selama lima hari per minggu dan membatasi asupan kalori menjadi 500–600 selama dua hari sisanya.

Dalam hari “puasa,” metode yang dipopulerkan oleh jurnalis Inggris Michael Mosley ini merekomendasikan agar wanita memakan 500 kalori, sementara pria memakan 600 kalori.

Misalnya, kita makan normal setiap hari, kecuali Senin dan Kamis.

Dalam dua hari tersebut, wanita hanya memakan dua makanan porsi kecil dengan masing-masing 250 kalori, sementara pria memakan makanan dengan masing-masing 300 kalori.

Diet 5:2 ini disebut-sebut sebagai metode efektif dalam menurunkan berat badan.

3. Eat Stop Eat

Metode ini membuat kita puasa 24 jam setiap 1-2 kali per minggu.

Eat stop yang dipopulerkan oleh ahli kebugaran Brad Pilon ini membuat kita berpuasa mulai dari makan malam hingga makan malam keesokan harinya, membuatnya 24 jam penuh.

Misalnya, jika selesai makan malam pada pukul tujuh malam di hari Senin, kita tidak bisa makan appun hingga pukul 7 malam keesokan harinya.

Kita juga bisa berpuasa dari sarapan ke sarapan atau makan siang ke makan siang.

Sama seperti metode 16/8, metode ini juga memperbolehkan kita untuk meminum air, kopi, dan minuman tanpa kalori lainnya, namun tidak boleh memakan makanan padat.

Jika melakukannya demi mengontrol berat badan, ingatlah untuk tetap makan seperti biasa saat tidak berpuasa sama sekali.

Sayangnya, karena metode ini membuat kita tidak makan 24 jam penuh, tidak semua orang bisa melakukannya.

Namun, tidak perlu melakukannya sekaligus, mulailah dengan 14-16 jam dulu lalu menambah waktunya perlahan.

4. Alternate-day fasting

Metode ini membuatmu puasa berselang-seling. Jadi, jika hari ini kita berpuasa, kita bisa makan apa pun keesokan harinya.

Namun, metode ini memiliki beberapa versi, dengan beberapa di antaranya memperbolehkan konsumsi 500 kalori di hari berpuasa.

Sebuah penelitian kecil menemukan, metode ini tidak lebih efektif dalam menurunkan berat badan jika dibandingkan dengan diet pembatasan kalori biasa.

Metode ini juga agak ekstrem, jadi tidak disarankan untuk pemula.

Sebab, kita akan tidur dengan sangat lapar beberapa kali per minggu, menyebabkan sulit dilakukan dalam jangka panjang.

5. The Warrior Diet

Metode yang dipopulerkan oleh ahli kebugaran Ori Hofmekler ini membuat kita memakan sejumlah kecil sayuran dan buah mentah pada siang hari serta makan besar di malam hari.

Opsi makanannya mirip dengan diet paleo yang memakan makanan non olahan.

Jadi, dalam salah satu metode terpopuler diet puasa ini, jika kita berpuasa di siang hari ini dan makan di malam hari dengan jangka waktu makan selama empat jam.

6. Melewatkan makan secara spontan

Sebenarnya, tidak perlu mengikuti rencana diet puasa terstruktur untuk mendapat beberapa manfaatnya.

Kita bisa saja melewatkan waktu makan dari waktu ke waktu, seperti ketika tidak merasa lapar atau terlalu sibuk untuk memasak dan makan.

Namun, beberapa orang makan setiap beberapa jam agar mereka tidak kelaparan atau kehilangan otot yang telah dibentuk.

Memang, beberapa orang dapat menahan kelaparan yang berkepanjangan dan bisa melewatkan 1-2 kali makan.

Jadi, jika suatu hari kamu benar-benar tidak lapar, lewati saja sarapan dan makan siang, lalu nikmati makan malam yang sehat saja.

Atau, jika bepergian ke suatu tempat dan tidak dapat menemukan apa pun yang ingin kamu makan, cobalah melakukan puasa singkat.

Melewatkan 1-2 kali makan ketika tidak merasa ingin melakukannya termasuk dalam puasa ini.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/13/050000920/6-metode-diet-puasa-yang-jadi-primadona-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com