Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Minum Susu dapat Hilangkan Rasa Pedas, Coba Buktikan...

Saking sukanya, tak sedikit yang beranggapan kalau tanpa ada rasa pedas, makan pun akan kurang sedap.

Namun, efek yang didapatkan setelah memakan makanan pedas sering kali tak menyenangkan.

Bukan hanya mulut dan lidah yang terasa terbakar, perut pun terasa panas.

Belum lagi, jika tak sengaja menyentuh mata dengan tangan yang digunakan untuk makan, rasanya perih dan panas!

Semua rasa panas dan terbakar itu ternyata diakibatkan oleh satu kandungan saja, yaitu capsaicin, zat iritan kimia yang ditemukan di semua varietas cabai.

Rasa terbakar yang diakibatkan oleh capsaicin itu memang sulit dihilangkan meski sudah meminum banyak air.

Hal ini rupanya disebabkan karena capsaicin tidak larut dalam air. Jadi, air hanya akan membantu mendinginkannya, tak dapat menghilangkan rasa pedas.

Karena itu, salah satu solusinya adalah susu. Tapi, mengapa?

Jadi, pertama-tama kita harus memahami bahwa tingkat kepedasan cabai dapat diukur ddengan skala Scoville, yang memberi peringkat masing-masing kepedasan dalam Scoville Heat Units, atau SHU.

Semakin tinggi kepedasan di SHU, semakin banyak capsaicin yang dikandungnya, dan semakin pedas rasanya.

Nah, sebuah studi pada 2019 membandingkan bagaimana jika tujuh minuman, yaitu susu skim, susu murni, air seltzer, ceri Kool-Aid®, bir non-alkohol, soda, dan air, diminum setelah memakan makanan pedas.

Hasilnya, ditemukan bahwa hanya susu skim, susu murni, dan ceri Kool-Aid yang berhasil melawan rasa panas dari suatu makanan.

“Membilas mulut dengan apa pun lebih baik daripada tidak melakukannya sama sekali. Namun hanya susu dan Kool-aid yang kemampuannya melampaui air biasa,” ujar spesialis pengobatan keluarga Mark Rood, MD.

Susu memang mengandung protein yang disebut kasein, yang dapat memecah capsaicin. Jika diumpamakan, susu sama seperti sabun cuci piring yang dapat memecah lemak.

Para dokter sebelumnya berasumsi, susu murni akan lebih efektif melawan makanan pedas daripada susu skim karena kandungan lemaknya, tetap nyatanya keduanya sama saja.

Menurut Dr. Rood, hal tersebut menunjukkan bahwa kandungan lemak bukanlah faktor dalam melawan rasa pedas.

Artinya, susu hewan apa pun akan berfungsi dengan baik untuk melawan pedas. Namun, jangan meminum pengganti susu seperti susu almond dan susu oat, yang tidak mengandung kasein.

Lalu selain susu, Dr. Rood berpendapat, minuman berasa seperti Kool-Aid ceri mungkin dapat menghilangkan rasa pedas karena kandungan gulanya yang tinggi.

“Ada laporan yang mengatakan, sukrosa mengurangi rasa terbakar pada makanan pedas, meskipun tidak sekuat susu,” ungkap dia.

Jadi, jika tidak memiliki susu atau Kool-Aid saat kepedasan, cobalah mengisap gula batu, yang dapat mengurangi ketidaknyamanan mulut.

Apa alkohol membantu?

Karena studi pada 2019 hanya menguji bir non-alkohol, jadi tidak ada IPA atau hefeweizens yang menguji capsaicin.

Namun, alcohol memang bisa memecah capsaicin. Tetapi karena sebagian besar bir terbuat dari air, dengan hanya sekitar lima persen alkohol, hampir tidak efektif melawan rasa pedas.

Memang, minuman beralkohol tinggi dapat membantu jika dikonsumsi dalam jumlah besar, tetapi minuman keras umumnya tidak dianjurkan, jadi lebih baik tetap meminum susu.

Bisakah susu digunakan untuk mata?

Jawabannya bisa, susu dapat menghilangkan rasa perih di mata akibat cabai.

“Tidak aneh jika petugas medis menyediakan susu untuk para pendemo yang terkena gas air mata dan semprotan merica."

"Susu aman digunakan di mata, dan ada preseden untuk menggunakannya,” ujar Dr. Rood.

Namun, jika masalahmu adalah sakit perut setelah memakan makanan pedas, jangan meminum susu.

“Susu bisa memperparah gejala sakit perut karena dapat memperburuk gejala dengan merangsang asam yang harus dicerna,” kata Dr. Rood.

Ditambah lagi, bagi yang tidak toleran terhadap laktosa, mengonsumsi susu dan produk susu lainnya dapat menyebabkan kram, gas, kembung, dan diare.

Jadi, jika perut bermasalah setelah makan makanan pedas, pilihan terbaik adalah mengonsumsi antasida kalsium karbonat yang akan menetralkan asam lambung dan membantu menghentikan rasa terbakar.

Mencegah masalah setelah memakan makanan pedas

Tentu cara termudah adalah menghindari makanan pedas. Namun jika sangat menyukainya, cobalah menggunakan sarung tangan saat memotong atau mengiris cabai, dan menghindari menyentuh kulit, terutama di sekitar mata.

Lalu, lepaskan sarung tangan setelah selesai, dan cucilah tangan dengan sabun sampai bersih.

Kita juga bisa menggunakan google saat mengiris cabai dengan SHU yang sangat tinggi, seperti Carolina Reapers atau bhut jolokia (ghost pepper).

Terakhir, jangan lupakan susu!

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/10/29/093104920/minum-susu-dapat-hilangkan-rasa-pedas-coba-buktikan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com