Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sudah Sarapan tapi Masih Lapar, Mungkin Ini 8 Penyebabnya

KOMPAS.com - Alih-alih kenyang dan berenergi, sebagian orang sudah sarapan tapi masih lapar.

Bagi orang-orang yang sedang berusaha menurunkan berat badan, mengambil makan lagi atau tidak adalah pilihan yang dilematis.

Di satu sisi, makan sesuatu artinya menambah asupan kalori. Namun di sisi lain, rasa lapar bisa mengganggu aktivitas kita.

Namun, sudah sarapan tapi masih lapar tidak hanya menjadi masalah bagi orang-orang yang sedang berusaha menurunkan berat badan.

Faktanya, ada beberapa penyebab sudah sarapan tapi masih lapar yang perlu menjadi perhatian karena berkaitan dengan kondisi kesehatan.

Penyebab sudah sarapan tapi masih lapar

Berikut beberapa penyebab sudah sarapan tapi masih lapar yang perlu diketahui:

Jika sedang berencana menurunkan berat badan, kisaran asupan kalori saat sarapan antara 300-350 kalori.

Jumlah kalori ini penting untuk mengisi perut dan memberikan bahan bakar untuk kita beraktivitas.

Jika asupan kalori jauh di bawah ini, mungkin itulah alasan mengapa kita sudah sarapan tapi masih lapar.

Ahli gizi Stephanie Clarke, RD dan Willow Jarosh, RD dari C&J Nutrition, menganjurkan agar setiap menu sarapan padat nutrisi.

Protein dapat membantu mencegah rasa lapar, karbohidrat untuk memberi energi, dan lemak sehat untuk membantu mengenyangkan.

Usahakan setidaknya mengasup 13-20 gram protein saat sarapan, 40-55 gram karbohidrat, dan 10-15 gram lemak sehat.

Serat juga penting untuk dikonsumsi ketika sarapan karena akan membantu kita tetap kenyang lebih lama.

Menurut Healthline, beberapa makanan tinggi protein yang bisa dikonsumsi saat sarapan termasuk daging-dagingan seperti daging ayam, daging tanpa lemak, dan udang.

Sementara beberapa contoh makanan tinggi serat termasuk sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan gandum utuh.

Meskipun bisa menjadi pilihan sarapan praktis, namun makanan tersebut akan membuat kita cepat lapar karena memberikan suntikan energi cepat yang akan segera turun.

Jika merasa sulit untuk meninggalkan makanan-makanan manis ini, temukan cara untuk membuatnya lebih mengenyangkan.

Misalnya, membuat menu roti pisang mengandung bubuk protein dan tepung rami, dan lainnya.

Kita bisa saja keliru mengenali sinyal lapar.

Sakit kepala, kelelahan, dan pandangan kabur bisa saja merupakan sinyal lapar, tapi juga bisa tanda dari kondisi lainnya.

Merasa lapar juga bisa saja berarti kita mengalami dehidrasi. Sebab, tubuh sulit membedakan antara lapar dan haus.

Jika ini penyebabnya, cobalah minum segelas air dan rasakan perbedaannya.

Selain dehidrasi, lapar juga bisa saja berarti kita makan terlalu banyak gula atau kadar gula darah mulai turun.

Jika merasa sudah sarapan tapi masih lapar, cobalah luangkan waktu sejenak untuk memikirkan apa yang benar-benar kita rasakan sebelum mengambil sesuatu untuk dimakan.

Sarapan akan mengisi perut kita untuk tiga hingga empat jam ke depan.

Jika kita sarapan terlalu pagi atau hanya makan sarapan ringan kita mungkin akan merasa lapar sebelum waktu makan siang tiba. Hal ini tak menjadi masalah.

Kita bisa mencari camilan sehat untuk mengisi perut sebelum waktu makan siang tiba. Carilah cemilan yang menawarkan protein, karohidrat, dan lemak sehat, dan pastikan tidak lebih dari 150 kalori.

Beberapa di antaranya adalah terganggu ketika makan dan makan terlalu buru-buru.

Menurut penelitian, ketika sesi makan terganggu, misalnya dilakukan sambil bermain gawai, kita cenderung kurang kenyang dan memiliki nafsu makan lebih tinggi sepanjang hari.

Makan terburu-buru juga membuat seseorang lebih tidak kenyang daripada orang-orang yang perhatian terhadap setiap makanan yang dikunyahnya.

Jadi, cobalah makan lebih santai dan sadar.

Ini bisa menjelaskan kenapa sudah sarapan tapi masih lapar.

Jika banyak berolahraga, usahakan mengonsumsi lebih banyak makanan padat nutrisi untuk dijadikan bahan bakar saat berolahraga.

Tidur cukup sangat penting untuk mengelola hormon-hormon di tubuh, termasuk hormon lapar ghrelin.

Ghrelin cenderung lebih tinggi di antara orang-orang yang kurang tidur, yang artinya membuat mereka semakin mudah lapar.

Jadi, cobalah mempraktikkan rutinitas tidur yang sehat dan membatasi paparan layar di malam hari untuk kualitas tidur yang lebih baik.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/12/07/102540020/sudah-sarapan-tapi-masih-lapar-mungkin-ini-8-penyebabnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com