Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Minyak Goreng Mahal, Saatnya Beralih ke Makanan yang Dikukus

Saat ini harga di pasaran untuk minyak goreng kemasan berkisar Rp 23.000 per liter meski stoknya melimpah.

Berbeda dengan beberapa waktu lalu, ketika minyak goreng mendadak langka saat harganya ditetapkan Rp 14.000 per liter.

Jika selama ini kerap makan makanan yang digoreng maka saat ini metode mengukus bisa jadi alternatif.

Tanpa penggunaan minyak goreng, makanan yang dikukus jelas lebih ramah di kantong.

Selain itu, ada banyak manfaat lain dari makanan yang dikukus seperti penjelasan Juliette Kellow, ahli nutrisi asal Inggris, yaitu:

Mempertahankan vitamin dalam makanan

Mengukus adalah salah satu metode memasak terbaik untuk memastikan makanan mempertahankan kandungannya.

Nutrisi yang larut dalam air seperti vitamin C dan folat (vitamin B) bisa rusak oleh panas dan air, seperti jika digoreng atau direbus. 

Namun, mengukus, yang memisahkan sayuran dengan air atau panas, bisa mempertahankan lebih banyak vitaminnya.

Meningkatkan antioksidan

Banyak penelitian menunjukkan bahwa mengukus sangat baik dalam mempertahankan antioksidan, seperti flavonoid, antosianin, dan glukosinolat3.

Tidak seperti ketika merebus yang membuar air merembes masuk ke makanan atau saat menggoreng yang membuat kandungannya rusak karena panas minyak.

Ini adalah cara memasak yang bebas lemak sehingga baik untuk kita yang ingin menurunkan berat badan atau lebih sehat.

Satu sendok makan minyak goreng mengandung sekitar 407kJ/100kkal dan 11g lemak.

Menghentikan jumlah tersebut dalam setahun akan membantu menghilangkan lebih dari empat liter kadar minyak dalam pola makan kita.

Ini juga akan menghemat cukup kalori dan berpotensi menurunkan berat badan hingga lima kilogram.

Selain itu, makanan yang dikukus juga tidak membutuhkan banyak tambahan garam, yang juga baik untuk mencegah tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan stroke.

Makanan terlihat lebih indah dan terasa lebih enak

Makanan yang dikukus memiliki bentuk dan warna yang lebih indah dan natural.

Cita rasanya juga lebih enak dengan tekstur yang terjaga sehingga menambahkan kenikmatan saat makan.

Metode memasak ini membantu makanan mempertahankan warna, bentuk, dan teksturnya karena tidak ada kontak langsung dengan air panas atau panas yang ekstrem.

Mengukus juga membuat makanan tetap lembab tanpa membuatnya tergenang air.

Sementara itu, penggunaan minyak goreng cenderung membuat makanan menjadi mengerut dan keras.

Tidak perlu membalik makanan agar matang merata atau terus memeriksanya untuk memastikan tidak gosong seperti memasak dengan minyak goreng.

Memasang dengan cara dikukus lebih mudah dilakukan jika kita harus sambil mengerjakan urusan rumah tangga lain, seperti mencuci, menyapu, dan membersihkan ruangan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/18/084734620/minyak-goreng-mahal-saatnya-beralih-ke-makanan-yang-dikukus

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com