Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Frutarian, Diet yang Cuma Makan Buah Setiap Hari, Sehat Enggak Sih?

Belum lagi rasanya yang segar dan nikmat membuat sebagian orang memilih memakan buah setiap hari.

Bahkan, ada salah satu diet yang disebut sebagai "frutarian" yang hanya menerapkan konsumsi buah (termasuk kacang-kacangan) tanpa diimbangi dengan makanan lain.

Sejumlah tokoh disebut-sebut pernah menjalani diet frutarian. Sebut saja Steve Jobs, pendiri brand ternama, Apple.

Menurut laman Walter Isaacson's Jobs Biography, Steve terkadang hanya makan wortel dan apel selama berminggu-minggu.

Alasan ini pula yang menjadikan perusahaannya diberi nama Apple, lantaran terdengar "menyenangkan, bersemangat, dan tidak mengintimidasi".

Sejumlah selebritas, blogger dan youtuber ternama juga kerap terlihat memilih gaya hidup satu ini, karena dianggap sebagai pola makan yang sehat.

Apakah diet yang satu ini aman dilakukan?

Melansir laman The List, diet hanya makan buah atau frutarian dapat berdampak pada ketidakseimbangan nutrisi pada tubuh dan memicu berbagai masalah penyakit.

Kate Patton MEd, RD, CSSD, LD, ahli gizi dari Cleveland Clinic mengatakan, diet yang satu ini bisa memicu tubuh kekurangan nutrisi.

"Diet buah memiliki risiko besar kekurangan gizi," kata dia.

Membatasi tubuh hanya mengonsumsi buah dapat membuat tubuh menjadi tidak seimbang.

Bahkan jika kita menambahkan beberapa kacang-kacangan atau biji-bijian, kita akan tidak akan merasa kenyang dan tubuh akan memberi sinyal seperti "ada yang salah".

Risiko diet frutarian pada tubuh

Berikut ini adalah risiko ketika makan buah setiap hari yang akan terjadi pada tubuh, jika tidak diimbangi dengan asupan makanan lain.

1. Kekurangan vitamin D

Menurut laman Mayo Clinic, Vitamin D secara alami ditemukan dalam susu, sereal, dan ikan berlemak seperti salmon, mackerel, dan sarden.

Nutrisi tersebut tidak akan tercukupi jika hanya mengonsumsi buah-buahan saja. Tanpa vitamin D, tubuh tidak bisa menyerap kalsium dan magnesium dengan baik.

Vitamin D juga berperan penting untuk kekuatan tulang, sesuatu yang kita butuhkan sepanjang hidup. Selain itu, tanpa vitamin D, tulang akan lebih sulit sembuh dari cedera.

Vitamin D juga penting untuk kesehatan sel yang kuat. Ini adalah anti-inflamasi dan membantu menjaga sistem kekebalan tubuh.

Meskipun ada suplemen Vitamin D yang tersedia, suplemen tersebut sering memiliki aditif yang dilarang oleh diet buah.

2. Memicu tubuh merasa kelaparan

Tanpa beberapa tingkat protein dan lemak, tubuh kita mungkin akan merasa sering kelaparan.

Ini dapat menyebabkan sistem penting dalam tubuh mati saat kita memasuki mode "bertahan hidup".

Sebenarnya, perut yang merasa kelaparan tidak akan terjadi jika hanya makan buah dalam beberapa hari.

Tapi untuk jangka waktu yang cukup lama, tubuh akan bekerja keras dengan kondisi kekurangan nutrisi.

Gejala seperti lemah, letih, lesu, depresi, sembelit, kedinginan atau bahkan kerontokan rambut bisa dialami.

3. Mengganggu sistem pencernaan

Meski beberapa buah memiliki manfaat untuk melancarkan pencernaan. Tapi jika tidak diimbangi dengan makanan lain, maka dampaknya bisa mengganggu sistem pencernaan.

Pada dasarnya prebiotik (bakteri baik) itu seperti pupuk di dalam usus. Ada hampir 1.000 jenis bakteri di usus yang berkontribusi pada pencernaan.

Bakteri ini melapisi usus dan membantu mencerna dan menyerap nutrisi dari makanan dengan benar.

Bakteri usus bertanggung jawab atas kesehatan, suasana hati, dan fungsi otak yang baik.

Tanpa adanya makanan lain dalam usus, bakteri baik akan merasa kebingungan untuk berfungsi sebagaimana mestinya.

Sehingga, beberapa masalah pencernaan dan gangguan usus bisa dialami.

Fungsi penyerapan nutrisi menjadi terhambat dan justru manfaat kesehatan dari buah-buahan tidak bisa maksimal.

4. Rambut dan kuku menjadi rapuh

Masih bicara soal penyerapan nutrisi. Di dalam tubuh, diperlukan gizi lain seperti kalsium, zat besi, seng dan asam lemak omega tiga.

Nutrisi tersebut kebanyakan tidak dapat ditemukan di dalam buah. Ini memainkan peran penting dalam kesehatan rambut dan kuku.

Jika hanya mengonsumsi buah, maka hal itu bisa membuat rambut dan kuku mudah rapuh dan menimbulkan masalah kesehatan baru.

5. Massa otot melemah

Protein yang terkandung pada buah sangat sedikit. Meski diet buah memungkinkan kita untuk mengonsumsi biji-bijian dan kacang-kacangan, tapi nutrisi itu belum cukup untuk tubuh orang dewasa.

Terlebih jika kita termasuk orang yang aktif dan menjalani diet buah. Tubuh memerlukan lebih banyak protein untuk memulihkan dan membangun massa otot.

Ketika kebutuhan protein tidak terpenuhi dengan baik, maka dampaknya bisa membuat massa otot melemah.

Otot akan lebih mudah cedera, mengembangkan pembengkakan sampai kelemahan fisik.

6. Mengembangkan gangguan pankreas

Diet frutarian dapat berisiko menyebabkan gangguan pankreas. Aktor Ashton Kutcher, yang memerankan Steve Jobs dalam film "Jobs" sempat mencoba diet satu ini.

Dua hari menjelang syuting, Kuthcer dilarikan ke rumah sakit karena menderita gangguan pankreas.

"Saya merasakan sakit yang luar biasa. Tingkat pankreas saya rusak dan menakutkan," kata dia.

Selain itu pada 2003, Steve Jobs didagnosa menderita kanker pankreas.

Dokternya menawarkan untuk melakukan operasi, tapi Jobs memilih untuk menyembuhkan dirinya sendiri dengan diet buah dan wortel yang tetat.

Meski pada akhirnya memilih untuk menjalani operasi, tetapi kanker sudah menyebar ke tulangnya. Jobs meninggal karena kanker pankreas pada tahun 2011.

Tak ada cara terbaik untuk mencegah berbagai masalah datang akibat diet hanya makan buah.

Satu-satunya cara adalah melengkapi kebutuhan nutrisi yang seimbang. Sebab, buah-buahan saja belum mampu mencukupi kebutuhan tubuh akan nutrisi lain.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/10/070000920/frutarian-diet-yang-cuma-makan-buah-setiap-hari-sehat-enggak-sih

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com