Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Makan Ultra Proses Pengaruhi IQ dan Kesehatan Mental Pria

KOMPAS.com - Saat ini sudah banyak studi ilmiah yang membuktikan bahwa makanan ultra proses bisa berpengaruh pada kondisi kesehatan fisik.

Namun pada buku terbaru yang ditulis psikolog dan ahli gizi, Kimberly Wilson berjudul "Unprocessed: How the Food We Eat is Fueling Our Mental Health Crisis", disebutkan kalau makanan ultra proses bisa pengaruhi kesehatan mental dan IQ kita.

Makanan ultra proses adalah julukan pada berbagai makanan yang dibuat dengan bahan baku industrial yang cukup sulit dipahami.

Seperti pengental, pengemulsi hingga perasa buatan. Jenis pangan ini merujuk pada makanan yang diproduksi pabrik yang lekat dengan penggunaan bahan-bahan kimia.

Makanan ultra proses pengaruhi kesehatan mental

Ada beberapa hal yang membuat makanan ultra proses ini dapat memengaruhi kesehatan mental.

Misalnya faktor traumatis, sosial, ekonomi, fisiologis hingga diet atau pola makan yang kita terapkan sehari-hari.

Pola makan ini sangat berpengaruh pada kondisi otak, sebab pada otak manusia membutuhkan nutrisi dari makanan yang kita konsumsi.

Terutama kebutuhan akan omega-3 yang merupakan nutrisi penting bagi kesehatan otak yang mengatur segala macam fungsi daya pikir hingga emosional.

Sedangkan makanan ultra proses ini cenderung rendah nutrisi dan kalori, sehingga dikatakan tidak mampu memenuhi kebutuhan akan omega-3.

Demikian pula pada sebuah riset yang dilakukan National Health and Medical Research Council mengatakan, makanan tinggi karbohidrat olahan (yang biasanya terdapat pada makanan ultra proses dan junk food) dapat meningkatkan risiko depresi.

Itulah sebabnya makanan ultra proses ini dapat memengaruhi kondisi kesehatan mental dan kecerdasan intelektual (IQ) kita, apalagi jika terlalu sering dikonsumsi dalam jangka panjang.

Pria muda lebih berisiko

Terkait kebiasaan makan junk food dan makanan ultra proses, disebutkan pula bahwa pria muda lebih berisiko mengalami gangguan IQ dan kesehatan mental.

Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di AS, pria adalah konsumen terbesar makanan cepat saji daripada wanita.

Khususnya di kelompok pria muda di usia 20-39 tahun, 46,5 persen dari responden pria mengonsumsi makanan cepat saji lebih banyak dibandingkan wanita pada usia yang sama dan presentasenya hanya 43,3 persen.

Dalam studi yang lain di Australian Mens Health Forum, pria muda dikatakan memiliki risiko tinggi akan gangguan kesehatan mental.

Faktor ini dilihat dari kebiasaan pria muda dalam mengelola emosinya dengan cara yang tidak tepat, misalnya gegabah dalam bertindak hingga "melampiaskan" masalah dengan konsumsi makanan yang salah seperti alkohol dan junk food.

Hal itu kemudian menimbulkan masalah baru, sehingga ditemukan bahwa pria muda khususnya di Australia (dalam riset itu) lebih mungkin mengalami gangguan mental yang paling umum seperti kecemasan, depresi dan penyalahgunaan alkohol.

Melalui studi tersebut, sebetulnya ditemukan juga salah satu cara terbaik dalam mengatasi masalah mental adalah dengan memperbaiki pola makan.

Pola makan yang tepat tentunya mengonsumsi aneka makanan sehat, bernutrisi tinggi hingga makanan utuh yang baik untuk kesehatan otak.

Seperti ikan berlemak yang kaya akan omega-3, kacang-kacangan, kedelai, biji-bijian, buah sayuran, produk susu dalam jumlah sedang.

Berdasarkan studi National Health and Medical Research Council, tidak seperti makanan ultra proses, berbagai aneka makanan tersebut mampu berkontribusi pada fungsi otak agar lebih optimal dan pengendalian emosi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/03/01/100000920/makan-ultra-proses-pengaruhi-iq-dan-kesehatan-mental-pria

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke