Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mana Lebih Tinggi Kolesterol, Daging Sapi atau Kambing?

Biasanya, daging kambing lebih banyak diolah menjadi resep khas Nusantara yang lezat, seperti sate, sop, hingga gulai.

Sementara itu, daging sapi sering kali diolah menjadi menu makanan ala Asia atau Barat.

Dari segi rasa, baik daging kurban sapi maupun kambing sama-sama enak.

Namun, beberapa orang menghindari daging sapi atau kambing karena kandungan kolesterol di dalamnya.

Pertanyaannya, mana yang lebih tinggi kolesterol? Daging sapi atau kambing?

Kandungan nutrisi

Dalam tiga ons (sekitar 85 gram) daging kambing, terkandung sekitar:

  • Kalori: 122 kalori
  • Lemak: 2,6 gram
  • Lemak jenuh: 0,79 gram
  • Zat besi: 3,2 miligram
  • Kolesterol: 64 miligram

Sedangkan, daging sapi dalam porsi yang sama memiliki kandungan:

  • Kalori: 179 kalori
  • Lemak: 7,9 gram
  • Lemak jenuh: 3 gram
  • Zat besi: 2,9 miligram
  • Kolesterol: 73,1 miligram

Berdasarkan kandungan nutrisi itu, bisa diketahui daging sapi mengandung kolesterol dan lemak jenuh yang lebih tinggi daripada daging kambing.

Jika dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya seperti daging ayam, daging kambing masih dikategorikan lebih sehat.

Daging ayam porsi 85 gram mengandung 162 kalori, lemak 6,2 gram, dan kolesterol 76 miligram.

Dalam hal jumlah kalori dan lemak jenuh, daging kambing juga lebih rendah daripada daging sapi.

Alhasil secara keseluruhan, daging kambing lebih sehat.

Bagian tubuh yang dikonsumsi juga penting

Besaran kandungan gizi daging sapi dan kambing tergantung dari bagian tubuh yang dikonsumsi.

Daging organ alias jeroan memiliki komposisi nutrisi yang berbeda jika dibandingkan potongan tanpa lemak, bagian lemak, serta tulang.

Tetapi secara umum, daging kambing menjadi alternatif sumber protein hewani yang lebih sehat dan aman dikonsumsi, khususnya bagi penderita hipertensi.

Terlepas dari pilihan daging, apa yang terpenting adalah pengolahan dan penyajiannya.

Faktor yang membuat daging sapi dan kambing tinggi kolesterol biasanya adalah proses pengolahan yang tidak tepat.

Risiko kesehatan pada daging sapi dan kambing

Kedua jenis daging ini sama-sama mengandung lemak jenuh dan dapat membuat kolesterol melonjak, yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

Kendati demikian, lemak pada daging kambing jauh lebih sedikit dibandingkan daging sapi.

Kalori total daging kambing lebih rendah daripada daging sapi sehingga peningkatan kolesterol dan risiko penyakit jantungnya juga lebih rendah.

Hanya saja, semua jenis daging merah perlu dihindari jika ingin menjaga kadar kolesterol.

Sebagai gantinya, pilih daging ayam atau ikan.

Ada baiknya, kedua daging ini dibakar atau dipanggang ketimbang digoreng.

Beberapa cara yang perlu diperhatikan saat mengolah daging:

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/06/28/173310520/mana-lebih-tinggi-kolesterol-daging-sapi-atau-kambing

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com