Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Biji Apel Mengandung Sianida, Amankah Jika Tertelan?

KOMPAS.com - Buah apel mengandung antioksidan yang berkhasiat dalam melindungi kerusakan oksidatif dan mencegah kanker. Buah ini juga sering diolah dalam berbagai jenis makanan atau minuman.

Meski begitu, pada biji apel mengandung sianida yang dianggap berbahaya bagi tubuh.

Ketika terlanjur tertelan karena tidak sengaja, apakah sianida dalam biji apel bisa menimbulkan efek yang berbahaya? 

Fakta sianida dalam biji apel

Sudah banyak penelitian yang membuktikan, biji apel berwarna hitam mengandung amygdalin, zat yang bisa melepaskan senyawa beracun berupa sianida ketika terpapar enzim pencernaan manusia.

Sianida sendiri merupakan senyawa kimia yang dikenal sebagai salah satu racun paling mematikan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. 

Selain amygdalin, ada pula beberapa jenis zat lain yang mengandung sianida seperti sianoglikosida - yang seringkali terdapat pada biji buah-buahan. 

Tapi tak perlu khawatir. Jika biji apel tak sengaja tertelan, kondisi itu cukup aman karena biji apel memiliki lapisan kuat yang tahan terhadap enzim sistem pencernaan.

Tapi ketika bijinya dikunyah, amygdalin bisa terlepas di dalam tubuh dan menghasilkan sianida.

Sejumlah kecil zat sianida sebetulnya dapat didetoksifikasi secara langsung oleh sistem pencernaan. Tetapi dalam jumlah besar bisa berbahaya dan berakibat fatal.

Menurut Healthline, sifat toksisitas akut jarang terjadi jika manusia menelan biji apel tanpa sengaja.

Berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di AS, dosis sianida yang berakibat fatal adalah 1-2 mg/kg untuk pria dengan berat badan 70 kilogram.

Kebanyakan buah apel hanya mengandung 5 biji, meski ada varietas lain yang mungkin memiliki lebih banyak biji.  Dalam dosis yang fatal, setidaknya perlu 200 biji dari 40 buah apel yang dikunyah atau ditelan manusia.

Sehingga dapat disimpulkan, jika biji apel tertelan secara tidak sengaja bisa dikatakan aman. 

Di sisi lain, Agency for Toxic Subtances & Disease Registry (ATSDR) mengatakan, paparan sianida dalam jumlah kecil sekali pun bisa berbahaya.

Dampaknya, sianida bisa memicu kerusakan jantung dan otak, koma hingga menyebabkan kematian.

Oleh karena itu, ATSDR mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi biji apel, dan beberapa biji buah lain yang juga mengandung sianida seperti peach, aprikot atau ceri.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/10/09/175040920/biji-apel-mengandung-sianida-amankah-jika-tertelan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com