Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Kebanyakan Makan Santan Bisa Picu Kolesterol?

KOMPAS.com - Hari Raya Idul Fitri identik dengan makanan-makanan bersantan seperti opor ayam, rendang, dan menu masakan lainnya yang khas saat Lebaran. 

Saat bertamu ke setiap rumah saudara atau kerabat, pasti makanan-makanan bersantan lah yang disajikan. 

Lantaran hal itu, banyak orang yang berasumsi bahwa kebanyakan makan santan akan mengakibatkan kolesterol.

Faktanya, melansir laman Healthifyme, Kamis (11/4/2024), santan merupakan salah satu bahan masakan yang berasal dari buah kelapa, sehingga dipastikan tidak mengandung kolesterol sama sekali. 

Namun, jika mengonsumsi makanan bersantan secara berlebihan dan dipanaskan berulang kali, akan memberikan efek samping pada tubuh. 

Mengutip artikel Kompas TV yang tayang pada Rabu (10/4/2024), berdasarkan penelitian yang diterbitkan European Journal of Nutrition, santan kelapa yang dikonsumsi dalam jumlah wajar dan dengan penyajian tepat, tidak akan memengaruhi kadar kolesterol, trigliserida, serta risiko kardiometabolik lainnya. 

Kenaikan kadar kolesterol akan terjadi jika santan dimasak dengan lauk seperti jeroan (hati, ampela, paru, jantung, limpa), kuning telur, daging olahan, kulit ayam, udang, dan ikan sarden. 

Selain itu, kenaikan kolesterol juga bisa terjadi apabila kamu mengonsumsi santan atau makanan bersantan dalam jumlah besar. Pasalnya, santan mengandung lemak jenuh yang akhirnya memicu lonjakan kolesterol. 

Tak hanya itu, melansir Healthifyme, ada pula empat efek samping lainnya yang akan terjadi pada tubuh jika terlalu banyak mengonsumsi santan:

Mengonsumsi santan dalam jumlah banyak karena kelebihan santan berarti kelebihan lemak jenuh. 

Menggabungkan makanan bersantan dengan makanan yang kaya akan karbohidrat seperti nasi, pasti akan menambah berat badan beberapa kilogram. 

2. Sembelit

Jika kamu terus-terusan makan santan, maka tubuhmu akan kekurangan serat dan hal ini akan menyebabkan sembelit. 

Selain itu, mengonsumsi santan berlebih dapat menyebabkan pembentukan gas yang parah dan diare, serta sakit perut dan kram perut. 

3. Kolesterol tinggi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, mengonsumsi santan secara berlebihan akan menyebabkan kolesterol tinggi karena tubuh kelebihan lemak jenuh. 

Oleh karena itu, orang yang berisiko terkena penyakit kardiovaskular harus berhati-hati saat makan makanan bersantan. 

4. Efek alergi

Alergi kelapa merupakan fenomena langka. Namun, jika kamu melihat munculnya ruam kulit, kesulitan bernapas, fitur wajah bengkak, segera hentikan konsumsi santan dan konsultasikan ke dokter. 

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/04/11/143400420/benarkah-kebanyakan-makan-santan-bisa-picu-kolesterol-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com