Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebah, Penyengat yang Menyembuhkan

Kompas.com - 25/02/2008, 23:55 WIB

Lebah adalah serangga luar biasa. Sengatan dan produk turunannya membantu mengatasi berbagai penyakit, dari alergi hingga gangguan saraf, dan meningkatkan daya tahan. Pengobatan dengan lebah dan produknya disebut apiterapi.

Disebutkan dalam Alquran surat An Nahl ayat 68-69, di dalam madu lebah terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Produk turunan yang dihasilkan lebah ada 13 buah, di antaranya madu, propolis, royal jelly, pollen, bee venom, lilin lebah, madu sarang, roti lebah, larva lebah, dan phedra.

Kata aphitherapy (apiterapi) adalah perpaduan bahasa Latin, aphis berarti lebah dan therapy, pengobatan. Apiterapi didefinisikan sebagai upaya pengobatan komplementer untuk tujuan prefentif, kuratif, dan rehabilitasi menggunakan lebah dan produk turunannya.

Penggunaan madu lebah untuk kesehatan, kata Dr. Adji Suranto, Sp.A, dari Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT) DKI Jakarta, telah diketahui sejak ribuan tahun lalu. Lukisan karang zaman batu (6000 SM) memperlihatkan kegiatan honey hunting. Bukti tertua penggunaan madu untuk mengobati infeksi kulit dan luka, borok, penyakit mata dan telinga, tertulis dalam keramik bangsa Samaria (2000 SM).

The Ebers Papyrus (1550 SM) mencatat resep-resep madu untuk pemakaian luar, yaitu untuk terapi kebotakan, luka bakar, abses, dan pereda nyeri. Madu juga dimanfaatkan untuk menyembuhkan luka usai pembedahan, termasuk sunat, supositoria, mengurangi peradangan, serta meredakan kaku sendi.

Hingga tahun 1990, katun yang direndam dalam jus lemon dan madu masih digunakan sebagai alat kontrasepsi. Penggunaan sengat lebah untuk terapi nyeri sendi dan artritis telah lama dilakukan oleh bangsa Yunani. Pelopornya adalah bapak kedokteran modern, Hippocrates. Tahun 1888, Dr. Philip Tere dari Perancis meneliti hubungan antara sengat lebah dan rematik.

Apipuntur

Sebelumnya, tahun 1864, Prof. Libowsky melaporkan kesembuhan pasiennya yang menderita rematik dan neuralgia setelah diterapi dengan sengatan lebah. Pengobatan menggunakan sengat (bisa) lebah dikenal sebagai apipuntur. Apipuntur, kata Dr. Adji, adalah bagian dari apiterapi. Apipuntur memanfaatkan bee venom dan metode akupuntur. Lebah untuk terapi ini jenis Apis mellifera dan Apis cerana.

Apipuntur sendiri merupakan bagian dari apiterapi. Sengat atau racun lebah sangat baik untuk menormalkan segala aktivitas pembuluh darah dan saraf. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa sengat lebah mengandung melitin, apamin, peptida 401 (MDC), inhibitor protease, dan norepinephrine,” kata dokter yang mendalami pengobatan komplementer sejak tahun 1999 ini.

Apiterapi secara umum dimanfaatkan untuk meredakan gangguan rematik, masuk angin, flu, salah urat, hingga penyakit berat, seperti darah tinggi, diabetes, dan kanker. Cara ini pun diklaim efektif untuk mengobati penyakit degeneratif, seperti stroke. Dalam praktik apipuntur, dituturkan Dr. Adji, sengat lebah yang dimasukkan ke dalam tubuh dilakukan dengan dua cara, yakni langsung (direct bee sting) dan lewat suntikan berisi racun lebah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com