Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Kasus DBD Sulit Diprediksi

Kompas.com - 14/05/2009, 18:29 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com — Selama tiga tahun terakhir, tren kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Magelang sulit diprediksi. Kapan puncak kasus dan kapan terjadi penurunan jumlah penderita DBD selalu terjadi pada bulan-bulan yang berbeda setiap tahun.  

Dimungkinkan, hal ini di antaranya terjadi akibat perubahan cuaca yang terjadi karena pemanasan global, ujar Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Bambang Sugiyanto, Kamis (14/5).

Selama Januari hingga 14 Mei 2009 ini, jumlah kasus DBD di Kabupaten Magelang mencapai 101 kasus. Dari angka tersebut, kasus DBD terbanyak terjadi pada bulan Januari, 42 kasus. Pada Februari, jumlah kasus turun menjadi 21 kasus, dan pada Maret serta April, masing-masing terdata 19 kasus.

Pola ini berbeda dengan tahun 2008, di mana puncak kasus justru terjadi pada bulan April, 36 kasus. Untuk bulan Januari dan Februari 2008, jumlah penderita justru hanya terdata 27 orang dan 31 orang.

Pada tahun 2007, puncak kasus justru terjadi pada Januari, dan pada April kembali meningkat, tetapi tidak terlalu signifikan.

Hal ini, menurut Bambang, sungguh berbeda dibanding pola yang berlaku sebelumnya, di mana puncak kasus DBD terjadi pada Januari, disusul berikutnya April. Jumlah kasus pada April ini biasanya hampir menyamai jumlah kasus pada Januari.

Perubahan pola ini terjadi seiring dengan adanya perubahan kondisi cuaca. Cuaca sekarang pun terbilang aneh. Sekalipun sudah memasuki musim kemarau, pada bulan Mei ini, masih saja kerap turun hujan, ujarnya.

Dengan mempertimbangkan hal ini, Bambang pun mengingatkan masyarakat untuk terus mewaspadai wabah penyakit DBD. Upaya ini dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan tiga M (menutup, menguras, dan mengubur).

Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muntilan, jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) selama Januari hingga 14 Mei kemarin sudah terdata 75 orang. Satu pasien di antaranya bernama Atmo Taruno (76), warga Desa Gondang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, meninggal dunia, awal Mei lalu.

Pasien tidak mampu bertahan karena menderita berbagai komplikasi penyakit lain, di antaranya radang paru-paru, ujar Kepala Subbagian Rekam Medik RSUD Muntilan Srenggono.

Dari 75 orang tersebut, jumlah penderita terbanyak diterima pada bulan Maret, 22 orang. Pada periode 1-14 Mei, jumlah penderita DBD yang diterima baru mencapai enam orang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Edi Rakhmatto mengatakan, wabah DBD tetap harus diwaspadai di saat musim kemarau atau pun musim penghujan.

Pada periode 1-14 Mei, jumlah penderita DBD di Kabupaten Temanggung baru terdata dua orang. Sebelumnya, pada bulan April dan Maret, masing-masing terdata 22 orang dan 17 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com