Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Lebih Picky dalam Mencari Pasangan

Kompas.com - 09/06/2009, 16:23 WIB

KOMPAS.com - Wanita cenderung lebih picky, atau lebih pemilih saat mencari pasangan daripada pria. Survei mengenai hubungan modern yang digelar untuk menandai 60 tahun Woman's Hour di Inggris pada tahun 2006, menunjukkan bahwa kebanyakan pria siap settle down dengan wanita yang dinilainya cukup baik. Sedangkan mayoritas wanita masih mencari Mr. Right, yang tentunya memenuhi segala kriteria yang ditentukan oleh wanita itu sendiri.

Tradisi di masa lalu menunjukkan bahwa wanita tidak memiliki kemampuan untuk memilih pasangannya. Di negara kita pun, tradisi semacam ini ada, seperti perjodohan. Kemudian ada film-film dan novel romantis yang menceritakan kisah wanita dengan pangeran impiannya, sehingga hal ini memengaruhi wanita dalam mencari pria idamannya. Sekarang, wanita telah memiliki pendidikan dan karier yang setara -bahkan lebih tinggi- dengan pria, sehingga wanita saat ini memiliki kesempatan untuk memilih pria sesuai kriterianya. Entah itu yang lebih cerdas, lebih sukses, memiliki latar belakang keluarga yang baik, dan seterusnya.

Penelitian lain, yang diselenggarakan oleh Northwestern University, menyebutkan bahwa perbedaan dalam soal pilih-memilih ini sebenarnya sepele saja. Hasil penelitian yang diterbitkan di Psychological Science 2009 ini menjelaskan, bahwa pria umumnya mendekati wanita lebih dulu, berdasarkan ketertarikan mereka pada sosok wanita tersebut. Sedangkan wanita tentunya menjadi pihak yang menunggu "pinangan" dari pria, sehingga ia berada di posisi yang memilih mana yang disukainya.

Sikap pemilih ini juga berangkat dari sifat alami pria dan wanita dalam mencari pasangan. Pria mengutamakan kesenangan, sedangkan wanita mencari kestabilan hubungan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sikap picky ini sebenarnya alamiah saja.

Lebih kooperatif
Namun sikap pemilih dalam mencari pasangan tidak selalu dipandang negatif. Sebuah studi yang diadakan oleh University of Bristol, Inggris, sikap pemilih menghasilkan kerja sama yang baik. Studi yang dipimpin oleh John McNamara, PhD, ini menyatakan bahwa tingkat kerja sama dan sikap pemilih meningkat secara bersamaan.

"Proses seleksi alam cenderung menghasilkan individu-individu yang melakukan apa yang terbaik bagi dirinya. Jadi suatu perilaku berkembang menjadi menguntungkan bagi yang lain, khususnya bagi individu yang bersangkutan," kata McNamara.

Dalam penelitiannya, seberapa pemilihnya seorang individu menentukan tingkat kerja sama yang dituntut oleh pasangannya. Jika pasangannya saat ini tidak cukup kooperatif, individu tersebut akan berhenti berinteraksi dengan pasangannya ini, dan mencari pasangan yang lebih baik, meskipun pencarian pasangan baru ini butuh usaha, demikian pendapat McNamara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com