Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bercerai, Bikin Kesepian dan Penyakitan

Kompas.com - 29/07/2009, 16:41 WIB

KOMPAS.com- Apa pun alasannya, perpisahan akan menimbulkan akibat yang buruk bagi individunya. Selain kehilangan cinta dan perhatian dari pasangan, kesehatan pun jadi taruhan.

Sudah jelas bahwa rumah tangga yang karam atau kehidupan sebagai janda atau duda berkait erat dengan kualitas kesehatan yang buruk dan depresi. Namun studi terbaru secara gamblang menunjukkan masalah kesehatan yang mungkin timbul setelah seseorang bercerai.

Menurut studi, mereka yang bercerai atau menjanda/menduda risikonya 20 persen lebih tinggi mengalami penyakit jantung, diabetes, kanker, atau penyakit kronik lainnya.

Dampak negatif lainnya, risikonya 23 persen mengalami gangguan kemampuan mobilitas, seperti sulit naik tangga, atau berkurangnya kemampuan berjalan kaki dalam jarak sedang hingga jauh. Mereka yang bercerai atau ditinggal mati pasangannya kemudian menikah lagi, masih memiliki risiko 12 persen mengalami penyakit kronis dan 19 persen terkena masalah kemampuan gerak dibanding dengan orang yang masih menikah.

Sosiolog dan peneliti dalam studi tersebut, Linda J.Waite, Ph.D, dari Universitas Chicago, mengatakan bahwa perpisahan dalam jangka panjang lebih berdampak pada kesehatan dibanding masalah emosi dan mental. Hasil penelitian tersebut dimuat dalam the Journal of Health and Social Behavior.

"Kesehatan mental tampaknya lebih responsif terhadap kondisi kita saat ini. Namun bila kondisi fisik kita tidak ditunjang oleh gaya hidup sehat, dampaknya bisa panjang. Dan ini biasanya dilakukan oleh orang yang pernikahannya berantakan atau pasangannya meninggal," kata Waite.

Dalam studinya, Waite melakukan survei terhadap 8.652 orang berusia 51-61 tahun mengenai kesehatan dan status medis mereka. Saat dimulainya studi, tiga dari empat responden masih menikah. Setengah (55 %) dari responden belum pernah bercerai dan 21 persen menikah lagi setelah bercerai atau pasangannya meninggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com